Gaza, Gatra.com - Rentetan roket Israel menyerang Jalur Gaza selama enam hari berturut-turut, menyapu bersih seluruh lingkungan dan menewaskan puluhan warga Gaza.
Al Arabiya melaporkan bahwa pada Kamis dini hari (12/10), tentara Israel mengumumkan telah melancarkan “serangan besar-besaran” terhadap kota yang terkepung, dalam upaya untuk menyudutkan kelompok militan Hamas, menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok tersebut pada hari Sabtu.
Setidaknya 22 orang tewas dalam serangan Israel semalam di Gaza, Al Arabiya melaporkan, mengutip media lokal.
Serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kota Jabalia, utara Gaza telah menewaskan sedikitnya 15 orang pada Kamis pagi.
Angkatan Laut Israel juga meluncurkan bom di kamp pengungsi Palestina al-Shati, atau kamp Pantai, di Jalur Gaza utara.
Baca Juga: Serangan Udara Israel Hantam Gaza, Korban Tewas Perang Hamas-Israel 3.000 Orang
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan pada hari Kamis bahwa jumlah korban tewas di wilayahnya telah meningkat menjadi lebih dari 1.229 orang, dengan lebih dari 5.600 orang terluka.
“Setidaknya 1.200 warga Israel tewas dan lebih dari 2.700 orang terluka,” kata militer Israel.
Menurut PBB, sekitar 340.000 orang di Gaza tidak punya tempat tujuan akibat pemboman terus menerus dilakukan Israel terhadap kota tersebut.
“Pengungsian massal di Jalur Gaza terus berlanjut,” kata badan kemanusiaan PBB OCHA, dalam sebuah pernyataan yang dikirim pada hari Kamis.
Israel memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah Palestina, mencegah makanan dan bahan bakar yang sudah mencapai kota miskin tersebut.
Daerah kantong padat penduduk ini dihuni 2,3 juta orang, yang sebagian besar adalah anak-anak. Sekitar 80 persen warga Gaza hidup dalam kemiskinan sebelum kekerasan Israel terbaru.
Bulan Sabit Merah Palestina telah memperingatkan bahwa jika larangan bahan bakar terus berlanjut, layanan ambulans di kota yang terkepung harus menghentikan layanannya dalam waktu empat hari. Akibatnya warga Gaza tidak memiliki layanan kesehatan di tengah penembakan yang terus berlanjut.
Pada hari Rabu, juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan kepada bahwa situasi di Gaza adalah “bencana besar.”
Baca Juga: Serangan Udara Israel Membunuh 900 Warga Palestina, Kota Gaza Luluh Lantak
“Situasinya sangat buruk. Gaza berada di ambang kehabisan makanan, air, dan listrik,” kata Alia Zaki, Kepala Manajemen Komunikasi dan Informasi di Kantor Negara Palestina untuk Program Pangan Dunia PBB.
Infrastruktur yang rusak sangat menghambat produksi dan distribusi pangan di toko-toko dan toko roti yang dipantau oleh WFP,” jelas Zaki.
“Setengah dari toko dan toko roti yang dipantau WFP akan kehabisan makanan dalam waktu satu minggu. Bagi mereka yang masih beroperasi, seringnya pemadaman listrik membawa ancaman pembusukan makanan,” ujarnya.