Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Poltracking Indonesia mencatat nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai sosok calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi terpadat kedua di Indonesia.

Pada simulasi 11 nama kandidat cawapres, Erick berhasil meraup 19,8 persen suara. Dengan demikian, angka elektoralnya itu berada 4,6 persen lebih tinggi dibanding elektabilitas Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md yang mengantungi 15,2 persen suara.

Adapun, Bakal calon wakil presiden (Bacawapres) pendamping Anies Baswedan sekaligus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin muncul di urutan ketiga dengan 14,7 persen. Angka tersebut disusul oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang memperoleh elektabilitas sebesar 13,7 persen.

"Singkat cerita, jika kita cek angka dari 11 simulasi, angka-angka ini berada di dalam margin (of error) ya, kecuali Erick. Jadi [Erick] sudah di luar margin, tapi tiga cawapres yang juga muncul dalam menu elite, baik poros Ganjar maupun Prabowo, itu di dalam margin," kata Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi, dalam acara rilis survei pada YouTube Poltracking TV, Rabu (11/10).

Di samping itu, dalam simulasi 10 nama kandidat bacawapres, Erick justru mempertebal perolehan elektabilitasnya ke angka 21,4 persen. Angka tersebut memperlebar selisih elektabilitasnya dengan Mahfud yang menduduki posisi kedua dengan 15,7 persen.

Sementara itu, elektabilitas Cak Imin dan Khofifah tercatat masih kompetitif karena selisih angka elektoral yang tipis. Di mana, Cak Imin di peringkat ketiga berhasil meraup 14,8 persen suara, sementara Khofifah di urutan keempat juga mengantungi 14,3 persen suara responden.

"Berdasarkan asumsi 10 nama, dengan asumsi tidak ada (Wali Kota Solo) Gibran (Rakabuming Raka) karena kepentok oleh regulasi konstitusi, maka berdasarkan survei persepsi publik, tingkat keterpilihan publik [bagi] Erick masih unggul bahkan semakin jauh," jelasnya.

Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan pada 25 September—1 Oktober 2023 di Jawa Timur, dengan total responden sebanyak 1000 orang. Adapun, margin of error dalam survei tersebut adalah sekitar 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.