Jakarta, Gatra.com - Hubungan bisnis Indonesia yang saat ini memimpin ASEAN dengan Tiongkok, terus menunjukan tren positif. Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun mengungkapkan kinerja perdagangan maupun investasi Tiongkok ke Indonesia, meningkat cukup signifikan.
Dengan pasar yang sangat besar, Dubes Djauhari meyakini Pasar Tiongkok masih terbuka untuk masuknya produk-produk Indonesia.
“Hal ini tentunya membutuhkan strategi dan mitra yang tepat serta upaya secara konsisten,” kata Djauhari dalam keterangan persnya yang diterima Gatra, Selasa (10/10).
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar Indonesia-China Business Forum 2023 (ICBF 2023) di Beijing, (26/9) lalu. Kegiatan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia dan Kedubes RI di Tiongkok tersebut dihadiri lebih dari 200 pengusaha Tiongkok dan Indonesia termasuk wakil dari SAIC-Wuling, Tsinghua University, Huayou Cobalt, CNGR, Vale, dan lainnya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat membuka acara, mengatakan ICBF 2023 merupakan forum bisnis yang sangat baik dan memberi angin segar bagi hubungan bisnis kedua negara.
Di depan pengusaha pengusaha Tiongkok, Perry juga memaparkan peluang peluang investasi di bidang industri kendaraan listrik, energi terbarukan dan Ibu Kota Nusantara,
Acara yang berlangsung cukup padat selama satu hari tersebut, ditutup dengan jamuan santap malam sekaligus peragaan fesyen eksotik Wastra Nusantara. Ikut ambil bagian dalam peragaan busana itu , Duta Besar RI Djauhari Oratmangun, Konjen RI di Guangzhou Ben Perkasa Drajat, serta sejumlah tamu VVIP yang memuji karya UMKM binaan Bank Indonesia itu.
Ketua umum CEO Business Forum Indonesia Jahja B Soenarjo yang ikut hadir dalam ICBF 2023 mengatakan bahwa acara ICBF 2023 selain ajang promosi, juga dapat menjadi ajang mempertemukan pengusaha Tiongkok dengan mitranya dari Indonesia.
Jahja yang juga komisaris utama PT Sari Teknologi Global hadir bersama Erianto Chang, CEO Gamma Persada Group.
“Kalau dulu dikatakan bergurulah ke negeri Cina, sekarang mungkin kita harus berusaha. Berbisnislah dengan negeri Cina, negeri milyaran penduduknya,” ujar Jahja.