Gaza, Gatra.com - Jumlah korban tewas akibat agresi brutal Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, telah meningkat menjadi 232 orang, dengan 1.697 lainnya terluka, sejak dini hari tadi.
Wafa Palestina melaporkan, Sabtu dari informasi terkini di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina.
Kementerian Kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim medisnya di seluruh Jalur Gaza yang terkepung, bekerja tanpa kenal lelah untuk menyelamatkan puluhan kasus kritis dan parah di ruang operasi dan unit perawatan intensif.
“Rencana darurat juga telah diberlakukan dan tingkat darurat tertinggi, telah diumumkan di semua fasilitas kesehatan dan unit ambulans,” bunyi pernyataan itu.
Menanggapi situasi yang meningkat, Kementerian Kesehatan mengatakan, pihaknya telah menangguhkan klinik rawat jalan dan menjadwalkan operasi untuk meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan.
Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kesiapannya masih terbatas, karena blokade Israel yang sedang berlangsung, yang menyebabkan kekurangan obat-obatan dan pasokan medis.
Kementerian mengecam keras tindakan berulang kali yang menargetkan personel medis dan fasilitas kesehatan oleh jet tempur Israel, yang mengakibatkan terbunuhnya tiga petugas kesehatan dan melukai tiga lainnya karena sasaran langsung terhadap Rumah Sakit Indonesia dan Kompleks Medis Nasser.
Selain itu, lima ambulans pemerintah dan swasta telah dihancurkan dalam serangan ini.
Baca Juga: Menlu Saudi Serukan UE Intensifkan Upaya Meredakan Konflik Israel-Palestina
Kementerian Kesehatan mendesak komunitas internasional untuk melakukan intervensi dan melindungi personel medis, fasilitas kesehatan, dan ambulans dari serangan Israel. Memastikan keselamatan tim medis saat mereka memberikan perawatan yang menyelamatkan nyawa rakyat Palestina di tengah agresi Israel yang sedang berlangsung.
Adapun, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan telah membahas eskalasi baru-baru ini antara Israel dan Palestina, dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
Al-arabiya, Sabtu (7/10) melaporkan, pangeran Faisal dan Borrell membahas perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan [wilayah] sekitarnya, dan menyuarakan pentingnya deeskalasi.
Menlu juga menegaskan kembali penolakan Kerajaan Saudi untuk menargetkan warga sipil tak bersenjata dengan cara apa pun, dan mengatakan penting bagi semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Ia juga meminta UE untuk mengintensifkan upayanya untuk meredakan ketegangan, dan menghindari kekerasan lebih lanjut.
Baca Juga: Militer Hamas Umumkan Dimulainya Operasi Baru Melawan Israel
Sebelumnya, kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan terbesar terhadap Israel dalam beberapa tahun pada hari Sabtu, menewaskan lebih dari 280 orang dan melukai ratusan lainnya dalam serangan mendadak yang menggabungkan orang-orang bersenjata, yang menyeberang ke Israel dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Gaza.
Militer Israel mengatakan pihaknya telah merespons dengan serangan udara ke Gaza, di mana para saksi melaporkan mendengar ledakan besar dan beberapa orang tewas dibawa ke rumah sakit.
Serangan tersebut menandai infiltrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ke dalam Israel oleh kelompok bersenjata Hamas, yang jumlahnya tidak diketahui dan menyeberang dari Jalur Gaza, dan merupakan pukulan terberat bagi Israel dalam konflik dengan Palestina sejak bom bunuh diri pada Intifada Kedua sekitar dua dekade lalu.
Sebelumnya, Hizbullah Lebanon mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka mengikuti dengan cermat situasi di Gaza, dan melakukan kontak langsung dengan kepemimpinan perlawanan Palestina.
Menyusul peristiwa yang melibatkan militan Gaza yang menembakkan rentetan roket ke Israel.
“Ini adalah tanggapan yang tegas terhadap pendudukan Israel yang terus berlanjut dan merupakan pesan bagi mereka yang berupaya melakukan normalisasi dengan Israel,” bunyi pernyataan itu.
Adapun pemimpin sayap militer Hamas yang sulit ditangkap mengatakan jika mereka telah melancarkan operasi militer baru terhadap Israel.
Dalam pernyataan publik yang jarang diungkapkan, Mohammed Deif mengatakan bahwa 5.000 roket telah ditembakkan ke Israel pada Sabtu pagi, untuk memulai “Operasi Badai Al-Aqsa.”
The Associated Press, Sabtu (7/10) melaporkan, Israel juga dilaporkan melakukan infiltrasi dari Gaza.
“Kami memutuskan untuk mengatakan cukup sudah,” kata Deif sambil mendesak semua warga Palestina untuk menghadapi Israel.
Deif, yang selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel, tidak muncul di depan umum. Pesannya disampaikan dalam sebuah rekaman.
Militan Palestina di Jalur Gaza pada hari Sabtu melakukan apa yang tampaknya merupakan infiltrasi, yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan, sehingga mendorong Israel untuk memerintahkan penduduk di seluruh wilayah tersebut untuk tetap berada di dalam rumah.
Infiltrasi terjadi ketika militan menembakkan puluhan roket ke Israel.