Jakarta, Gatra.com - Penyebab kematian aktivis pembela hak asasi manusia (HAM) yang tewas dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Michelle Kurisi Doga akhirnya terungkap, satu bulan sejak korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Pegunungan Papua pada Kamis (31/8).
Berdasarkan hasil investigasi dan koordinasi dengan Polda Papua, Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro mengatakan, penyebab kematian Michelle Kurisi bukan karena tembakan.
"Komnas HAM mendapatkan informasi, dari hasil autopsi terungkap bahwa korban meninggal dunia akibat luka benda tajam," ucap Atnike Nova Sigiro saat diwawancara Gatra di kantor Komnas HAM, Jakarta pada Selasa (3/10).
Atnike menyebutkan, berdasarkan proses autopsi dan audit forensik yang dilakukan Polda Papua, pada jenazah Michelle ditemukan sejumlah luka, yaitu di area dahi, dada, dan punggung.
Baca Juga: Komas HAM: Kompleksitas Masalah di Papua, dari Kesenjangan Sosial Hingga Kebebasan Berekspresi
“Dan, dugaan bahwa meninggal itu karena kehabisan darah. Karena, luka," jelas Atnike.
Namun, Komnas HAM belum dapat memastikan apakah korban sempat mengalami penyiksaan para pelaku.
Hingga saat ini Komnas HAM masih mendalami kasus Michelle Kurisi sejak menerima laporan pengaduan dari pihak keluarga korban pada 6 September 2023 lalu. Atnike menjelaskan, kasus Michelle Kurisi masih dalam proses pengumpulan informasi belum ke tahap pemantauan khusus.
Hasil wawancara dengan Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro mengenai kondisi HAM di Papua dapat dibaca selengkapnya dalam Majalah Gatra Edisi mendatang.