Jakarta, Gatra.com - Calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), daerah pemilihan (dapil) Sulawesi utara (Sulut) Denny Tewu mengaku terpanggil untuk menjadi anggota DPR demi menyuarakan pluralisme dan pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah. Bagi Denny yang juga merupakan seorang dosen dan pengusaha, dirinya optimis melalui PSI dan jika menjadi anggota DPR kelak, ia bisa menyuarakan antara lain dua hal tersebut.
"Indonesia adalah negara multikultural dan pluralisme belum terasa kuat di negeri ini. Dalam menyongsong Indonesia emas, masih ada intoleransi terhadap tempat ibadah seperti gereja. Bentrokan fisik antar etnis juga masih kerap terjadi. Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika dan hal-hal tersebut tidak boleh terjadi lagi di bumi pertiwi," ungkap Denny kepada wartawan, pada Kamis (5/9).
Denny yang bernaung dibawah Partai Solidaritas Indonesia atau PSI merasa optimis melalui partai yang digawangi anak muda sebagai bonus demografi, Indonesia dapat menjadi lebih baik.
"Saya melihat kehadiran PSI bisa membawa semangat baru dan kehadiran anak-anak muda di PSI bisa membawa potensi yang menuju perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Dengan begitu banyaknya informasi yang mudah diakses oleh para anak muda, saya optimis Indonesia bisa menjadi negara besar jelang Indonesia emas di tahun 2045 mendatang," jelas Denny menambahkan.
Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar, Denny juga akan terus menyuarakan bahwa pembangunan jangan terfokus di pulau Jawa tetapi juga bisa merata di berbagai pulau besar dan kecil lainnya. "Sebagai contoh perusahaan-perusahaan yang go publik 95 hingga 97 persen berada di Jawa. Memang untuk menjadi perusahaan go publik SDM dan permodalan harus siap tetapi hal itu harus bisa dilakukan diluar pulau Jawa dan saya sangat mendukung pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) agar semuanya tidak tersentralisasi di pulau Jawa," lanjut Denny menambahkan.
Untuk menyongsong Indonesia emas di tahun 2045 yang tinggal tersisa 22 tahun kedepan, bagi Denny Indonesia harus bisa berdaulat secara politik maupun secara ekonomi agar pandangan negara lain kepada Indonesia melihatnya bukan sebagai negara lemah tetapi sebagai negara kuat.
Denny yang juga salah satu pendiri Partai Damai Sejahtera (PDS) juga mengkritik bahwa hingga saat ini sesungguhnya pelaksanaan pasal 33 UUD 45 belum berjalan dengan seutuhnya. "Hal tersebut terlihat dari koruptor yang belum dihukum maksimal dan perampasan aset atau harta koruptor juga belum optimal. Koruptor harus diberi efek jera dan bila Indonesia bisa bebas korupsi maka kesejahteraan rakyat bisa dimaksimalkan," lanjut Denny lagi.
Untuk di tingkat daerah Sulawesi Utara (Sulut), Denny akan fokus pada persoalan krisis air, energi listrik, digitalisasi dan energi terbarukan, pariwisata serta Sumber Daya Manusia (SDM). Khusus pariwisata, Sulut yang terletak dibibir Samudera Pasifik sangat diuntungkan oleh lalu lintas laut yang berada di jalur ramai yang sangat strategis.
Sulut yang berada di jalur strategis dimana Jepang, China, Filipina, Korea serta negara-negara asia lainnya akan melintasinya jika akan masuk ke Indonesia timur, maka hal tersebut tandas Denny harus dilihat sebagai peluang untuk memajukan berbagai sektor termasuk pariwisata di Sulut.
Untuk mewujudkan semua itu melalui suara yang disampaikan jika kelak terpilih sebagai anggota dewan, Denny mengaku menempuh berbagai hal agar dirinya terpilih sebagai anggota DPR. "Saya telah membangun jaringan dengan berbagai teman di Sulut. Saya membuat grup 'Sahabat Denny Tewu Pendukung DPR RI' serta membuka diskusi dengan berbagai pihak," tandas Denny Tewu.
Untuk mewujudkan menjadi anggota DPR RI, Denny berharap bisa memperoleh 100.000 suara lebih dari jaringan pemilih yang dimiliki oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).