Karanganyar, Gatra.com- Pemerintah Desa Anggrasmanis dan Gumeng di Kecamatan Jenawi, Karanganyar Jateng bersiap mendata kerusakan pipa penyalur air bersih yang terdampak kebakaran hutan lindung Gunung Lawu. Inventarisasi itu berdasarkan pengajuan bantuan pemulihannya bersumber dari dana tanggap darurat Kabupaten Karanganyar.
Kepala Desa Anggrasmanis Agus Warsito mengatakan dampak kerusakan pipa dialami warga Dusun Babar. Di dusun ini, sekitar 300 keluarga bergantung suplai air Sendang Macan yang terletak di atas tebing bukit Lawu yang masuk wilayah Magetan, Jawa Timur atau pos 4 pendakian. Ia menyambut baik keputusan bupati terkait pemulihan infrastruktur vital itu di masa tanggap darurat kebakaran hutan lindung Gunung Lawu.
"Pagi ini beberapa warga naik. Menyisir pipa-pipa jaringan. Mereka akan mencatat kerusakannya di berapa batang pipa," kata Agus, Kamis (5/10).
Ia memastikan suplai air tak terputus total. Masih ada aliran walaupun mengecil, mengingat sifat materi plastik pada pipa yang mengerut saat terpapar panas. Warga yang diutus menginventarisasi kerusakan berbekal cangkul dan sabit. Mereka kurang mengenakan alat perlindungan standar tahan api. Sehingga, diminta segera turun apabila situasi tak memungkinkan.
"Warga yang naik dengan pertimbangan jika kebakaran mereda. Lihat situasi. Per batang ukurannya 4 meter. Disambung-sambung dari permukiman Babar ke Sendang Macan area pos 4. Pastinya banyak yang rusak. Berapanya harus dihitung untuk pengajuan penggantian ke pak bupati," katanya.
Pada Selasa (3/10), kerusakan pada pipa diperkirakan memutus aliran air ke ratusan jiwa dari 50 KK Dusun Babar. Beratnya medan dan cepatnya api menyebar menyulitkan penyelamatan pipa dari kebakaran.
Agus mengatakan suplai dari mata air Gunung Lawu selain untuk konsumsi harian juga dialirkan ke ladang warga. Di musim kemarau, aliran airnya sangat diandalkan. Namun lantaran pipa terbakar, aliran ke ladangnya distop karena prioritas kebutuhan rumah tangga.
"Sebenarnya ada mata air di bawah permukiman. Namun susah, harus ngangsu. Juga ada mata air Sendang Kethek di atas. Sama juga harus ngangsu. Untuk sementara rumah yang alirannya mengecil meminta tetangga yang pipanya utuh," katanya.
Kades Gumeng, Suryanto mengatakan belum menerima laporan kerusakan pipa air warga Dusun Ceto. Sebanyak 136 KK Dusun Ceto bergantung pula aliran air dari Sendang Macan melalui pipanisasi.
"Sampai sekarang belum ada laporan pipa rusak. Tapi kita akan cek lagi setelah kebakaran mereda. Sebab lokasi pipa-pipa di atas tebing. Sedangkan tebingnya saja terbakar. Menunggu situasi memungkinkan," katanya.
Ia juga siap mengajukan bantuan pemasangan pipa yang rusak ke pemkab apabila dibutuhkan. Situasi sekarang, warga mulai mengeluhkan abu kebakaran hutan Lawu yang mengganggu pernapasan.
"Abunya dimana mana. Sampai menjangkau luar desa kami," katanya.