Semarang, Gatra.com – Bank Indonesia (BI) menyebutkan kenaikan harga beras dan BBM menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi Jawa Tengah (Jateng) bulan September 2023 sebesar 0,41 persen.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Ndari Surjaningsih menyebutkan inflasi bulan September Jateng lebih tinggi dari nasional sebesar 0,19 persen.
“Kenaikan harga beras menjadi penyumbang utama peningkatan inflasi di Jateng pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 0,75 persen,” katanya di Semarang, Selasa (3/10).
Peningkatan harga beras ini, lanjut Ndari terjadi seiring dengan produksi padi yang menurun akibat dampak El Nino. Kemudian, pembatasan ekspor beras dari negara penghasil seperti India, turut mendorong peningkatan harga beras dalam negeri.
Sedangkan harga BBM yang meningkat menjadi penyebab utama kenaikan inflasi pada kelompok transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 1,05 persen.
Pada 1 September 2023, PT Pertamina menyesuaikan harga untuk beberapa jenis BBM, antara lain Pertamax (dari Rp12.400/liter menjadi Rp13.300/liter), Pertamax Turbo (dari Rp14.000/liter menjadi Rp15.900/liter), Dexlite (dari Rp13.950 menjadi Rp16.350), dan Pertamina DEX (dari Rp 13.300/liter menjadi Rp16.900/liter).
“Namun ada beberapa komoditas pangan seperti daging ayam ras, bawang merah, dan aneka cabai mencatatkan penurunan harga sehingga menahan kenaikan laju inflasi lebih lanjut,” ujarnya.
Penurunan harga telur dan daging ayam ras sejalan dengan permintaan masyarakat yang semakin terkendali, sedangkan penurunan cabai karean masih berlangsungnya musim panen di wilayah Jateng.
Menurut Ndari secara keseluruhan tahun 2023, inflasi IHK Jateng diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 3,0±1%.
Guna menjaga inflasi di Jateng berada pada rentang target, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah dalam Forum Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama menyusun berbagai program pengendalian. “Program pengendalian inflasi ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di tengah proses pemulihan perekonomian pada 2023,” ujarnya.