Solo, Gatra.com - Presiden Joko Widodo diusulkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggantikan Megawati Soekarnoputri. Terkait hal ini, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan setuju dengan usulan tersebut.
"Setuju, pokoknya kalau kader PDIP diusulkan siapapun, berarti punya potensi. Pak Jokowi diusulkan (jadi Ketum PDIP) nggak masalah," katanya.
Bahkan kader senior PDIP ini berseloroh jika dirinya akan ikut diuntungkan dengan Jokowi menjadi Ketum PDIP. Sebab Rudy merupakan pasangan Jokowi saat dulu ia maju sebagai Wali Kota Solo pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2005 lalu.
"Mohon maaf, berarti saya itu katut kesinggung-singgung (ikut menjadi pembicaraan). Maju wali kotanya bareng Rudy," ujarnya.
Menurutnya sosok Jokowi patut untuk memimpin PDIP setelah kepemimpinan Megawati lengser. Sebab Jokowi pernah berhasil menjadi Presiden dan memimpin negara.
"Lha sekarang me-manage 270 juta lebih, nyaman kok. PDIP anggap saja 140 juta aja, pasti lebih nyaman. Tapi kembali lagi, semua ke keputusan kongres," kata Rudy.
Rudy bahkan kembali menegaskan jika terkait kepengurusan PDIP pasca Megawati lengser, menjadi kewenangan dari Kongres PDIP di tahun 2025 mendatang. Menurut Rudy saat ini partai lebih fokus untuk pemenangan pemilu terlebih dahulu.
"Itu yang menentukan kongres. Bukan saya bukan siapa-siapa, itu kongres. Semua keputusan di kongres. Kita kan memenangkan pileg, pilpres dulu, nek masalah ketua umum, DPD, DPC, ranting itu nanti setelah pemilu selesai," katanya.
Sementara itu Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka enggan banyak berkomentar terkait hal ini. Gibran yang juga kader PDIP ini memilih menghindar dari pertanyaan tersebut.
"Sudah-sudah, untuk (wawancara) politik sudah cukup hari ini. Kalau itu (pengganti ketua umum) urusan ketua-ketua," katanya.