Home Gaya Hidup Ratusan Layang-layang Warnai Langit Sukoharjo

Ratusan Layang-layang Warnai Langit Sukoharjo

Sukoharjo, Gatra.com – Ratusan layang-layang berbagai bentuk mewarnai langit Kampung Pondok, Kelurahan Bulakrejo, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (1/10/2023). Layang-layang dari berbagai daerah ini turut meramaikan Festival Layang-layang Sukoharjo 2023.

Ketua Panitia Festival Layang-layang Sukoharjo, Aditya Muhammad Yusuf Effendi, mengatakan, festival tersebut menampilkan tiga jenis kategori layang-layang, yaitu train naga, tradisional yang terbagi menjadi beberapa; Bapangan, Pegon, Balompet, dan Ramraman, serta kategori kreasi bebas.

Adapun peserta berasal dari wilayah Soloraya, Jepara, Semarang, Tulungagung, dan DIY. Aditya mengaku menggaet para peserta tersebut dengan memanfaatkan publikasi melalui sosial media.

“Target sekitar 100 layang-layang, alhamdulilah hari ini bisa lebih dari ekspektasi sebelumnya. Kami pikir hanya akan diikuti peserta lokal, ternyata antusias pelayang dari luar daerah banyak,” katanya.

Festival Layang-layang tersebut menjadi kali kedua di Sukoharjo setelah sebelumnya sempat digelar perdana pada 2022 lalu. Dia mengatakan, kegiatan ini sekaligus untuk mewadahi anak-anak pecinta layang-layang guna meningkatkan kreativitasnya, sehingga diharapkan generasi muda tidak hanya menyukai permainan digital, tetapi juga permainan tradisional.

Dalam festival tersebut, masing-masing peserta mendaftar dengan biaya registrasi senilai Rp20.000 per orang untuk kategori tradisional dan kreasi bebas. Sementara untuk layang-layang train naga sebesar Rp25.000 per orang.

“Total hadiahnya sekitar Rp5 juta. Kami berupaya untuk tidak ingin mengecewakan teman-teman yang sudah jauh-jauh datang ke sini,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah peserta nampak antusias mengikuti festival tersebut meski terik Matahari cukup menyengat dengan suhu 36° celcius.

Tak hanya para bocah, sebagian besar peserta terdiri dari sejumlah pemuda hingga orang tua.

Namun, sayangnya tak semua layang-layang mulus saat terbang. Beberapa layang-layang harus terputus lantaran angin di lokasi setempat cukup kencang. Tak sedikit pula layang-layang yang sobek karena tak mampu menahan tekanan angin yang membawanya terbang.

Bahkan proses penerbangan layang-layang tersebut juga tak semudah kelihatannya lantaran sang joki harus mampu menaklukan angin dan mengendalikan layang-layangnya agar tak bertabrakan dengan layang-layang lain.

252