Jakarta, Gatra.com - Akses keuangan didorong bisa inklusif bagi seluruh pihak. Oleh Karenanya, kolaborasi antara PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) dan International Finance Corporation (IFC) pun dihadirkan untuk membawa semangat agar akses keuangan bisa diakses bisa ditujukan ke banyak pihak, salah satunya bagi kalangan perempuan pengusaha ultra mikro di Indonesia.
Founder and CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan Amartha dan IFC ke depan akan menyalurkan modal kerja hingga Rp 3 triliun yang disalurkan sebagai permodalan produktif bagi perempuan pengusaha ultra mikro di Indonesia.
Menurutnya, semangat ini sejalan dengan bisnis model yang dilakukan oleh pihaknya dalam mengurangi ketimpangan akses keuangan digital bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro di pedesaan.
"Amartha meyakini kolaborasi ini akan menciptakan dampak yang berkelanjutan," ungkap Andi Taufan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/9).
Menurut Andi Taufan, dengan meningkatkan akses terhadap pembiayaan bagi UMKM di Indonesia, IFC dan Amartha akan mendukung dunia usaha yang secara kolektif. Dampaknya pun akan membuka lapangan kerja yang menyasar pafa puluhan juta orang.
"Tentu ini akan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia. Kerja sama ini juga berpotensi memperdalam pasar modal Indonesia yang dapat memacu investasi serupa di masa mendatang," tutur dia.
Model bisnis Amartha, sambung Taufan, sangat sesuai dengan tujuan Pemerintah dalam mencapai inklusi keuangan digital. Selain itu, dengan dukungan dari investor berskala internasional seperti IFC, pihaknya juga optimistis investasi ini akan memperluas jangkauan layanan keuangan digital Amartha.
"Juga untuk mendorong ekonomi akar rumput di Indonesia”, lanjut Taufan.
Sementara itu, Regional Vice President dari IFC untuk Asia dan Pasifik, Riccardo Puliti, menyampaikan rasa bangga menjadi bagian dari inisiatif yang tidak hanya menyediakan struktur inovatif dan solusi pembiayaan berkelanjutan bagi kelompok underserved di sektor perekonomian, tetapi juga memperdalam pasar modal Indonesia.
Apalagi, kesenjangan akses permodalan yang dihadapi oleh perempuan pengusaha ultra mikro di Indonesia menjadi hal penting, mengingat adanya dampak Covid-19 pada sektor perekonomian secara keseluruhan.
"Hal itu menyebabkan perempuan harus menanggung beban rumah tangga dan tekanan pengasuhan anak yang makin besar selama pandemi. Kerja sama ini merupakan kemenangan bagi perempuan dan kemenangan bagi perekonomian," papar dia.