Washington.D.C., Gatra.com - Harga mahal harus dibayar Ukraina dan Rusia. Bukan hanya pertumpahan darah dan hancurnya peralatan tempur, tapi juga kota-kota lebur dan lahan pertanian rusak. Sayangnya, dalam pertempuran sepanjang tahun ini, sedikit wilayah yang berhasil dikuasai atau direbut baik oleh Rusia maupun Ukraina. Namun, menurut laporan The New York Times, Rusia berhasil mencapai peningkatan netto terbesar dalam penguasaan wilayah.
Dalam sebuah cerita berbasis grafis, The New York Times melaporkan bahwa pada akhirnya, "garis depan, setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dan banyak korban, secara keseluruhan masih tidak berubah."
"Semakin sedikit wilayah yang berganti tangan pada bulan Agustus daripada bulan lain selama perang," demikian diceritakan surat kabar tersebut, berdasarkan analisis data dari Institute for the Study of War. Meskipun Ukraina berhasil mendapatkan sedikit wilayah di selatan, Rusia berhasil menguasai lebih banyak wilayah secara keseluruhan, terutamanya di sebelah timur laut.
Secara keseluruhan, Rusia telah menguasai 331 mil persegi sementara Ukraina hanya mendapatkan 143 mil persegi jika dibandingkan dengan awal tahun ini. Peningkatan bersih Rusia sebanyak 183 mil persegi, yang lebih kecil dari luas New York City atau Kyiv.
Sebagian besar kenaikan wilayah Ukraina dalam serangan balik ini terjadi di antara kota-kota Robotyne dan Verbove di Oblast Zaporizhzhia. Pasukan Rusia telah memindahkan cadangan mereka ke daerah tersebut dan melancarkan serangan balik sengit. Yang membuat situasi semakin rumit bagi Ukraina adalah kenyataan bahwa mereka harus melewati medan ranjau yang padat dan parit anti-tank serta benteng-benteng pertahanan. Apakah mereka dapat mencapai terobosan lebih lanjut tahun ini sebelum cuaca buruk tiba masih menjadi pertanyaan besar.