Jepara, Gatra.com - Harga gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tembus Rp28.500 - Rp30.000 per tabung, melebihi harga jual eceran sesuai ketetapan.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda, Siti Nur Janah mengatakan, tingginya harga per tabung di Kepulauan Karimunjawa adalah hal yang wajar. Lantaran adanya tambahan ongkos pada rantai pasok. Meliputi moda transportasi hingga jasa bongkar muat, agar bisa sampai di kepulauan terluar Jawa Tengah ini.
"Itu karena kondisi geografis wilayah yang berbeda. Harus menyeberang lautan agar bisa sampai. Apalagi untuk menuju ke tempat Bu Endang (pemilik pangkalan Kemujan) ini, posisinya jauh dari pelabuhan utama Karimunjawa," ujar koordinator Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jepara itu, Rabu (27/9).
Meski angkanya cenderung tinggi, ia mengaku salut dengan para agen di Karimunjawa. Mengingat, mampu menekan biaya rantai pasok. Sehingga harga gas melon tidak mengalami kenaikan yang terlalu sadis.
"Gas-gas yang datang dilewatkan langsung pelabuhan Legon Bajak. Jaraknya lebih dekat dari pangkalannya. Diangkut dengan kapal nelayan, kalau pakai KMP Siginjai lebih mahal lagi," jelasnya.
Selain itu, Nur Janah menyebutkan, jika pasokan gas melon di Karimunjawa dipastikan aman dan tidak terjadi kelangkaan. Bahkan setiap pekan, agen selalu memasok kebutuhan primer masyarakat tersebut.
"Awal Agustus kemarin dapat kuota tambahan elpiji melon 10.000 lebih tabung. Itu dibagi kepada 19 agen, termasuk yang memasok wilayah Karimunjawa. Elpiji ini lancar-lancar saja di kawasan Jepara," jelasnya.