Jakarta, Gatra.com – Tiga karya anak bangsa menjadi produk terbaik dalam ajang Madani Entrepreneur Academy (MEA) 2023 setelah bersaing dengan 1.305 produk lainnya dalam Grand Final MEA yang dihelat PT Permodalan Nasional Madani (PMN).
Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT PMN, L. Dodot Patria Ary, di Jakarta, Rabu (27/9), menyampaikan, ketiga karya yang berhasil keluar sebagai produk terbaik tersebut, di antaranya Lilium Care dari SMKN 1 Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Lilium Care dari SMKN 1 Kutambahan tersebut teridi dari tiga perempuan muda. Mereka memperkenalkan layanan jasa kesehatan yang idenya berangkat dari masalah yang ada di sekitar lingkungan sekolah kejuruannya, Asisten Keperawatan.
Ketiganya melihat banyak pasien yang memerlukan jasa pendampingan karena keterbatasan keluarga dan kerabat yang menemaninya.
“Kami menekankan kemanusiaan dalam misi kami, apa yang kami maksud dengan kemanusiaan? Layanan kami ini bukan hanya untuk mereka mampu membayar, tetapi mereka yang membutuhkan dan belum mampu membayar,” kata Komang, salah satu pendiri Lilium Care yang masih berumur 17 tahun.
Dotot menambahkan, MEA 2023 merupakan gelaran keempat yang dihelat pihaknya. Seribuan lebih produk peserta yang bertarung dalam Grand Final MEA 2023 pada Senin dini hari pekan ini di Menara PNM, Jakarta, merupakan produk-produk karya anak bangsa yang spektakuler.
Ia mengungkapkan, acara puncak pengumuman pemenang MEA 2023 tersebut dihadiri oleh istri Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nanik Istumawati; EVP Pengembangan dan Jasa Manajemen PT PNM, Razaq Manan Ahmad; dan Kepala Divisi Jasa Manajemen dan TJSL (JMT) PT PNM, Mira Damayanti.
“Kami percaya layanan keuangan tanpa pemberdayaan tanpa pendampingan, itu hanya akan memberikan sedikit impact kepada pelaku UMKM di Indonesia,” kata Razaq.
Ia menyampaikan, pijaknya percaya bahwa pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.
Menurutnya, sama halnya dengan inisiasi MEA sebagai salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PNM yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kewirausahaan pada level menengah kejuruan demi mencetak entrepreneur muda.
“Sudah berkumpul di sini 10 tim terbaik dari 1.305 peserta atau 400 lebih tim yang melalui babak penyisihan 100 besar, 50 besar, 25 besar, hingga akhirnya berhasil masuk di Grand Final,” kata Mira.
Anak muda ini secara berkelompok melakukan pitching singkat akan ide bisnisnya. Berbagai produk dipamerkan seperti aksesoris dari bahan daur ulang limbah sikat gigi, baterai dari bubuk coklat sebagai alternatif baterai karbon, bahkan beras dari ubi-ubian yang lebih ramah untuk penderita diabetes.
Pemenang kemudian diberikan hadiah sebagai modal untuk mengembangkan portofolio bisnisnya. PNM terus mendorong semangat anak bangsa dalam mewujudkan keberlanjutan dalam memerangi kesenjangan (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Poin 10), pendidikan berkualitas (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Poin 4), dan pengentasan kemiskinan (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Poin 1).