Solo, Gatra.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk satuan tugas (satgas) jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pelanggaran-pelanggaran jelang pesta demokrasi di ruang siber.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara BSSN Ariandi Putra dalam jumpa pers usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Hotel Alila, Solo, Senin (25/9).
”Satgas ini sudah kami bentuk di awal tahun 2023 ini dan sudah bekerja. Mereka akan memantau dari awal tahun ini hingga pemilu selesai. Mereka bekerjanya cukup panjang, hampir dua tahun,” katanya.
Satgas ini melakukan monitoring di ruang siber dan mendeteksi adanya serangan dan ancaman bagi penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), hingga Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Satgas akan memeriksa ruang siber melalui Information Technology Security Assessment (ITSA). ITSA ini metode untuk menemukan kerawanan sistem elektronik yang dimiliki penyelenggara pemilu.
”Kami melakukan ITSA secara berkala untuk bisa memberikan kematangan dalam sistem keamanan siber,” katanya.
ITSA mampu melihat celah kerawanan siber, sehingga ketika ada potensi kerawanan atau ancaman, petugas bisa mengantisipasi. Langkah ini untuk mencegah serangan siber ke para penyelenggara pemilu.
”Jadi pekerjaan ITSA ini tidak pernah bisa selesai, mana yang rusak maka akan diperbaiki. Jangan sampai nantinya bisa dibobol,” ucapnya.