Home Pendidikan Di Kampus UIII, Komunitas Muslim Asal Negeri Kanguru Dibekali Islam Wasathiyah

Di Kampus UIII, Komunitas Muslim Asal Negeri Kanguru Dibekali Islam Wasathiyah

Jakarta, Gatra.com - Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) tahun 2023 kembali dimulai dengan kunjungan sepekan 14 pemimpin komunitas muslim Australia ke Indonesia. Program yang digagas Pemerintah Australia melalui Kedutaan Besar Australia tersebut diawali dengan kunjungan delegasi AIMEP 2023 dari Australia ke kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) pada Kamis, 21 September 2023.

Para delegasi yang didampingi perwakilan Kedutaan Besar Australia melakukan temu ramah dan Forum Group Discussion (FGD) dengan sivitas akademika UIII yang dipimpin oleh Wakil Rektor dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Profesor Jamhari Makruf. Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua Senat Akademik UIII M. Rifqi Muna, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UIII, Prof. Nina Nurmila, dan Direktur Perpustakaan dan Kebudayaan UIII, Syafiq Hasyim.

Wakil Rektor UIII, Profesor Jamhari Makruf menyatakan, kerja sama bidang pendidikan Australia-Indonesia memberi manfaat yang besar bagi kedua negara. Terlebih, Australia saat ini menjelma sebagai negara pencetak kampus berkelas dunia. Meski demikian, Negeri Kanguru turut membidik Indonesia sebagai mitra yang menguntungkan.

Wakil Rektor UIII, Profesor Jamhari Makruf (GATRA/ Andhika Dinata)

“Saya kira Australia juga butuh Indonesia karena in the future Indonesia bisa menjadi partner yang sangat strategis bagi Indonesia, dan saya kira kemajuan ekonomi Indonesia ke depan juga akan berdampak pada Australia,” ujar Profesor Jamhari Makruf kepada Gatra di Kampus UIII, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/9/2023).

Hal kedua, kedua negara menurutnya perlu meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pendidikan selain kerja sama perdagangan yang menonjol. “Hubungan pendidikan saya kira perlu ditingkatkan walaupun sudah ada dan banyak juga mahasiswa Indonesia yang sekolah di Australia dan sekarang Australia juga membuka perguruan tinggi di Indonesia itu saya kira menunjukkan bahwa hubungan kerja sama ini sangat penting untuk ditingkatkan,” tuturnya.

Ketiga, Indonesia mempunyai posisi yang strategis dalam urusan keagamaan. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia, Indonesia mempraktikkan Islam yang ramah dan toleran yang dikenal sebagai Islam Wasathiyah.

Suasana Kampus UIII (GATRA/ Andhika Dinata)

“Australia sekarang ini memikirkan bagaimana muslim di Australia bisa mengadopsi pemikiran dan pandangan Islam Wasathiyah yang santun. Supaya mereka bisa berinteraksi, mendukung, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pengembangan dan wujud kesejahteraan masyarakat di Indonesia dan Australia,” ujarnya.

Jamhari menilai program AIMEP berlangsung secara jangka panjang dan memberikan sisi positif bagi kedua negara. Terlebih, alumni dari AIMEP ini memiliki latar belakang beragam dan luar biasa. Ada yang berprofesi sebagai aktor, sutradara, politisi, pekerja media, hingga pengusaha.

“Itu menginspirasi bagi muslim di Indonesia. Bahwa kalau seseorang itu bisa bekerja keras tidak ada halangan atau sesuatu yang menjadi masalah. Saya kira ini juga bisa menginspirasi muslim di Indonesia agar bisa berprestasi, berkarya, dan juga bisa membantu Indonesia untuk menyejahterakan masyarakat,” ucap Jamhari.

Di sisi lain, dirinya berharap muslim Indonesia dan Australia yang program AIMEP dapat menjadi agen perubahan terhadap komunitas muslim di negaranya serta terlibat aktif dan konstruktif menanamkan nilai-nilai positif Islam untuk mencerdaskan dan menyejahterakan masyarakat. “Kita juga ingin muslim di Australia itu mau sekolah di Indonesia. Mereka bisa belajar Islam di Indonesia kemudian pulang ke Australia bisa menjadi imam, bisa menjadi ulama yang mempunyai pandangan yang moderat dan Wasathiyah,” ucap peraih doktor Antropologi dari Australian National University itu.

Jamhari menyebut, saat ini terdapat sekitar 400 mahasiswa yang menimba ilmu pascasarjana di UIII. Dari jumlah itu, hampir sebagiannya berasal dari luar negeri seperti Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Turki, dan Eropa. “Ke depannya kami berharap ada mahasiswa Australia juga yang menimba imu di sini,” katanya.

Diketahui, program AIMEP berfokus pada pertukaran dan dialog antarwarga, yang bertujuan menghapus stereotipe, membangun pemahaman yang mendalam tentang komunitas muslim dan masyarakat kedua negara, serta mendorong kolaborasi dan hubungan kemitraan yang langgeng.

Dalam AIMEP 2023, delegasi Australia akan mengunjungi kampus, organisasi, dan organisasi massa Islam terbesar di Indonesia termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Masjid Istiqlal. “Hubungan antar masyarakat yang terjalin melalui AIMEP membangun pemahaman yang mendalam antara Indonesia dan Australia dan memperkaya [wawasan] kedua komunitas. Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin muda untuk merasakan secara langsung kehidupan masyarakat multikultural di Indonesia dan Australia,” ujar Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Steve Scott dalam keterangan resminya.

Tahun ini, AIMEP kembali berkunjung secara langsung setelah sebelumnya program ini berlangsung daring pada 2021-2022. Delegasi Australia yang berkunjung ke Indonesia pada September tahun ini merupakan bagian dari 58 delegasi dari Indonesia dan Australia yang ikut dalam pertukaran virtual tahun 2021-2022.

133