Home Politik Usai Adu Gagasan di UGM, Anies Baswedan Paling Populer

Usai Adu Gagasan di UGM, Anies Baswedan Paling Populer

Jakarta, Gatra.com – Tiga bakal calon presiden (bacapres) yang ada saat ini, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, telah menyampaikan gagasannya ke publik beberapa hari lalu.

Hal itu ketiganya lakukan saat meyambangi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk beradu gagasan di acara bertajuk “3 Bacapres Bicara Gagasan” yang dipandu jurnalis Najwa Shihab.

Usai helatan itu, pembicaraan publik mengenai gagasan-gagasan politik ketiga bacapres itu kian ramai di media sosial. Lembaga analisis media sosial besutan Ismail Fahmi, Drone Emprit, menangkap riuh pembicaraan warganet di media sosial Twitter atau X. Laporan mengenai respons publik terhadap tiga bacapres itu dirilis Drone Emprit pada Kamis, 21 September 2023.

Menurut catatan Drone Emprit, bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang diusung Nasdem, PKS, dan PKB, menempati posisi teratas sebagai bacapres yang paling populer atau memperoleh volume perbincangan tertinggi di Twitter. Anies mendapat sekitar 55.300 mention, sementara Ganjar yang diusung PDIP dan PPP memperoleh 42.3000 mention dan Prabowo yang diusung Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat sekitar 13.000 mention.

“Netizen pendukung para bacapres aktif membicarakan kelebihan para tokoh unggulannya masing-masing, selain juga membagikan video blunder bacapres lawan,” kata Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, dalam cuitannya di Twitter.

Bicara soal media sosial, tidak lengkap rasanya kalau tidak membahas soal segmentasi pemilih dari generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen Z (1997-2012). Kedua generasi ini dianggap sebagai generasi yang melek teknologi dan banyak menyerap informasi dari media sosial.

Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Juli lalu menunjukkan bahwa kelompok pemilih dari segmentasi ini merupakan jumlah pemilih dominan. Milenial sebanyak 66.822.389 pemilih atau 33,60%, sementara Gen Z sebanyak 46.800.161 atau 22,85%. Jika ditotal, persentasenya mencapai 56,45% atau paling dominan dibanding segmentasi usia lainnya.

Generasi milenial dan Gen Z kerap dinilai sebagai generasi yang berpikir lebih kritis dibanding pendahulunya. Dengan riuhnya perbincangan mengenai gagasan ketiga bacapres di media sosial, apakah kelompok pemilih dari segmentasi ini akan menjadi penentu dan mengubah angka elektabilitas di gelaran Pilpres 2024 nanti?

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nurcahyo, punya pendapat tersendiri. Menurutnya, suara dari pemilih anak muda ini akan berpengaruh besar terhadap elektabilitas bacapres. Namun, menurutnya harus dipastikan juga partisipasi pemilih dari sejumlah 56% pemilih milenial dan Gen Z itu cukup tinggi pada pemilu nanti.

“Dengan jumlah pemilih yang besar itu yang berpengaruh di media sosial, itu pasti berpengaruh [ke perolehan suara bacapres], tapi bagaimana juga dikaitkan dengan tingkat partisipasi mereka di TPS,” kata Ari kepada Gatra.com, Sabtu, (23/9).

Dengan demikian, Ari mengatakan bahwa upaya mendorong milenial dan Gen Z untuk ikut berpartisipasi dalam memilih akan menjadi tantangan tersendiri. Maka dari itu, menurutnya ini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat bagi para tim bacapres untuk meyakinkan generasi muda agar memilih bacapres mereka.

“Jadi memang dukungan di media sosial itu harus berkorelasi positif dengan tingkat partisipasi pemilih dari milenial dan Gen Z,” ujar Ari.

Untuk agenda pilpres, Ari tak begitu khawatir. Berbeda halnya dengan pileg. Ia bercermin pada pengalaman di Pemilu 2019 lalu. Menurutnya kala itu partisipasi anak muda untuk memilih di pilpres terbilang tinggi. Namun, partisipasi mereka untuk memilih di pileg terbilang rendah.

“Jadi jumlahnya besar, tapi tantangannya sekarang adalah bagaimana kampanye atau konten adu gagasan di media sosial yang memang menjadi konsumsi milenial dan Gen Z ini harus mendorong partisipasi mereka untuk memilih,” kata Ari.

333