Jakarta, Gatra.com - International Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) 2023 akan diselenggarakan di Khucing, Sarawak, Malaysia pada 30 November hingga 1 Desember 2023 mendatang.
ICFBE adalah ajang tahunan yang diselenggarakan Fakultas Bisnis, President University (Presuniv). Acara ini diselenggarakan pertama kali pada tahun 2017 di Bali.
Wakil Rektor Presuniv Bidang Sumber Daya, Maria Jacinta Arquisola yang juga Chairperson ICFBE 2023 mengatakan bahwa pemilihan Kuching merupakan keputusan penting dan sekaligus menjadi lompatan penting bagi ICFBE.
"Apalagi pada ajang kali ini Presuniv akan mempromosikan pentingnya bisnis keluarga untuk menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mengadopsi teknologi," katanya dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (23/9).
Menurutnya, pemilihan Kuching sebagai lokasi ICFBE lantaran berada di jantung kota Sarawak, kota yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Di sana ada hutan hujan tropis yang luas dan ekosistem yang unik.
"Kekayaan alam ini menciptakan suasana ideal bagi para peserta konferensi untuk memahami pentingnya praktik bisnis berkelanjutan dalam konteks melestarikan sumber daya alam," jelasnya.
Berdasarkan hasil diskusi Road to ICFBE 2023, family business (fambiz) harus mulai menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan dan menavigasi kemajuan teknologi, termasuk mengadopsi konsep ekonomi sirkular. Ini penting untuk membangun fambiz yang memiliki ketahanan dalam menghadapi tantangan global dan kondisi lingkungan yang begitu cepat berubah.
"Dengan mengadopsi teknologi, fambiz bukan hanya akan mampu bertahan dalam menghadapi perubahan, tetapi juga bisa meningkatkan daya saingnya," tambah Jacinta.
ICFBE 2023 yang mengusung tema "Moving Forward, Moving Upward: Resilience and Innovation for Family Business and SMEs" akan membahas 10 topik utama. Mulai dari agribisnis, sirkular ekonomi, perubahan iklim, dan green hospitality and tourism. Selanjutnya, food waste safety and security and marketing, gender health and nutrition, sustainable family business practices, teknologi dan inovasi, ketahanan masyarakat pascapandemi Covid-19, hingga isu-isu manajemen.
10 topik ini dianggap memiliki relevansi mendalam pada lanskap bisnis keluarga yang sangat dinamis pada saat ini. Salah satunya, topik tentang limbah makanan, keselamatan dan keamanan, dan marketing.
"Isu ini sangat penting bagi bisnis keluarga untuk merancang strategi yang dapat meminimalkan pemborosan makanan, memastikan keamanan pangan, dan merumuskan taktik pemasaran yang efektif. Apalagi banyak perusahaan keluarga yang menggeluti bisnis makanan," jelas Dekan Fakultas Bisnis Presuniv, Iman Permana.