Jakarta, Gatra.com- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa kesempatan menempuh pendidikan tinggi, salah satunya di Universitas Lampung (Unila), adalah pengalaman berharga yang harus diisi dengan berbagai prestasi dan kontribusi untuk memajukan daerah, bangsa, dan negara. Dengan kesungguhan dalam menggali ilmu pengetahuan, menjadikan mahasiswa sebagai faktor penentu kemajuan Indonesia di masa depan.
Demikian disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menjadi pembicara pada kuliah umum di Unila dalam rangka Dies Natalis ke-58 Universitas Lampung, Rabu (20/9). Turut hadir dalam acara ini, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi; Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M.; Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kasan; dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim.
“Saya mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan kuliah umum hari ini dengan tema Peran Kementerian Perdagangan dalam Mempersiapkan Mahasiswa Unggul dan Inovatif untuk Generasi Emas 2045 sebagai bentuk kolaborasi untuk mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, saat ini Indonesia sedang dalam perjalanan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. Pada 2045 Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dengan produk domestik bruto (PDB)per kapita di atas USD 30 ribu atau peringkat ke-5 di dunia. Untuk mencapai cita-cita tersebut, pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan tentu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kata kuncinya adalah kerja sama dan kolaborasi. Dengan kata kunci tersebut, Indonesia telah berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi secara konsisten berada di atas lima persen sejak triwulan IV 2021,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Dijelaskan oleh Mendag Zulkifli Hasan, saat ini Indonesia memiliki 37 kesepakatan kerja sama perdagangan internasional, termasuk sepuluh perjanjian secara bilateral yang dapat menjadi “toll way” bagi perdagangan produk-produk Indonesia. Selain itu, Indonesia saat ini sedang menikmati bonus demografi.
"Masa bonus demografi merupakan penentu apakah Indonesia akan menjadi negara maju atau tidak. Semua itu tergantung pada mahasiswa. Kata kuncinya adalah sumber daya manusia dan pendidikannya. Masa depan Indonesia tergantung kepada generasi muda. Dengan jumlah penduduk usia produktif yang besar, maka Indonesia bisa memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk pertumbuhan ekonomi,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan di depan para mahasiswa Unila.
Mendag juga menjelaskan peluang yang dapat dimanfaatkan mahasiswa adalah perdagangan produk Indonesia, baik melalui toko maupun lokapasar. Kementerian Perdagangan telah membangun ekosistem kemitraan dengan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), lokapasar, dan lembaga pembiayaan. Hal itu dilakukan untuk mendukung kewirausahaan dan pemasaran produk Indonesia.
"Targetnya paling tidak 1.000 warung kolaborasi pada tahap awal, termasuk di berbagai lini usaha yang ada di universitas. Selain itu, teknologi digital saat ini juga dapat menjadi sarana investasi bagi mahasiswa, antara lain melalui emas digital dan aset kripto,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag juga memaparkan upaya Kementerian Perdagangan untuk menjadikan Indonesia maju yaitu dengan membangun empat pilar ekosistem antara UMKM, ritel modern, lembaga pembiayaan, dan lokapasar. UMKM diharapkan terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan punya kemauan untuk berkembang. Selanjutnya, ritel modern bekerja sama dengan UMKM untuk memberikan akses kemitraan dan memasok produk UMKM lokal. Lembaga finansial bertugas memberi akses pembiayaan UMKM, kemudian lokapasar bersinergi dengan UMKM.