Tak ada yang menyangka, yang dulunya dikenal "daerah hitam" peredaran narkoba, pemukiman kumuh, dan SDM rendah, kini disulap prajurit TNI menjadi percontohan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) berprestasi di Tanah Air.
Padang, Gatra.com - Lantunan ayat suci Al-quran menggema ke langit berkabut asap di Kota Bingkuang, pada Senin (18/9) sekira pukul 17.14 WIB sore. Seiring mentari berangsur tenggelam di ufuk barat, isyarat waktu magrib bakal tiba.
Tak jauh dari Masjid Almuthmainnah kawasan Bukit Karan, masyarakat masih berjibaku mendirikan tenda. Tepatnya di Gang Rajawali II Bukit Karan, RT6/RW5 Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
"Kami gotong-royong memasang tenda karena dua hari lagi Polresta Padang akan mengadakan kegiatan Kampung Bebas Narkoba di sini," kata Sersan Kepala (Serka) TNI, Iwan Agus Purwantoro dengan santai berkaos hijau, yang baru saja pulang dinas menjelang senja itu.
Dahulunya, kawasan Komplek Jondul Rawang ini ternama dengan aktivitas peredaran narkoba dan pemukiman yang kumuh. Terlebih lagi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah, dan berdampak pada tingginya angka pengangguran di tengah masyarakat.
Tak ingin kampung halamannya di pandang sebelah mata, Bintara Bina Desa (Babinsa) lulusan sejak 1995 ini bertekad untuk "Mambangkiak Batang Tarandam". Apalagi, sebagai putra daerah yang mesti bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Prajurit di bawah Komando Rayon Militer (Koramil) 03 Padang Selatan ini juga menyadari, keterbelakangan masyarakat di Bukit Karan ini karena banyak faktor. Salah satunya, letak geografis di sudut kota dan sulitnya akses, sehingga kurang terjamah pembangunan.
"Melihat kondisi yang miris, akhir 2019 saya mulai merancang, dan Januari 2020 Kampung KB berhasil di-launching atas dukungan banyak pihak, baik masyarakat maupun pemerintah," tutur pria 49 tahun ini di sela-sela memantau anak-anak di ayunan.
Niat baik Serka Iwan ini mendapat sambutan hangat dari Komandan Kodim (Dandim) 0312/Padang, Letkol Inf Jadi, yang sejalan dengan tugas seorang Babinsa. Salah satunya, memberikan rasa aman, dan solusi membangun di tengah masyarakat.
"Yang dilakukan Serka Iwan ini sangat sesuai perintah KASAD, bahkan kinerjanya jauh melampaui tugas sebagai seorang Babinsa. Kami sangat mendukung setiap kegiatannya yang berkorban untuk masyarakat banyak," ungkapnya.
Rela Hibahkan Rumah
Bak orang bijak, bakal mustahil seseorang berjalan jauh tanpa adanya langkah pertama. Begitu perumpamaan yang dilalui Serka Irwan di awal-awal pertualangannya sebagai pendiri Kampung KB Bukit Karan di Kelurahan Rawang, Kota Padang.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya tanah ulayat keluarga di kawasan Bukit Karan dihibahkan untuk Kampung KB. Tak hanya lahan, namun dua unit rumah juga diikhlaskan sebagai kantor, ruang pertemuan, dan pusat pendidikan untuk masyarakat sekitar.
"Karena saya tak lagi muda, usia menginjak 50 tahun, dan juga bakal pensiun. Jadi selagi masih prajurit TNI, Babinsa, selagi kata-kata saya masih didengar orang, saya ingin menginfak diri agar bermanfaat bagi masyarakat, yang menikmati hasilnya nanti tentu anak-kemenakan kita juga," jelasnya.
Atas kegigihannya tiga tahun terakhir, wajah di kawasan Bukit Karan berhasil disulap dengan tampilan yang bersih, kreatif, dan menarik. Beragam program sesuai 8 fungsi pokok KB, seperti pendidikan, ekonomi, perlindungan, reproduksi, sosial budaya, keagamaan, hingga pembinaan lingkungan berhasil diterapkan.
Melalui program Kampung KB, peredaran atau pengguna narkoba di Kelurahan Rawang bisa ditekan dengan penyuluhan dan edukasi rutin. Pendapatan masyarakat bertambah bersama Kelompok Usaha Bersama (Kube), dan kesehatan juga makin membaik melalui Pusat Kesehatan Keliling (Puskeskel).
Tak hanya itu, untuk peningkatkan SDM masyarakat juga dimulai sejak dini dengan mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara gratis. Bahkan untuk remaja, juga dibangun Pusat Informasi Kesehatan Remaja (PIKR) agar fisiknya terjaga dengan baik.
"Kami siapkan semuanya. Ibu-ibu yang dulunya nganggur, disediakan wadah Kube menyulam, menjahit, hingga kuliner. Lalu untuk anak-anak ada Sanggar Pesona Kreasi, baik silat, menari, dan musik. Semuanya demi anak-kemenakan kita ke depannya," ujar Iwan yang juga motivator ini.
Berkat ketulusannya, Serka Iwan menyabet puluhan penghargaan bergengsi. Tahun 2020 dinobatkan sebagai motivator tingkat kelurahan, dan kecamatan, hingga motivator agen pemulihan dari BNNP Sumbar. Penghargaan dari Dandim 0312/Padang, dan Kampung KB Kreatif Mandiri se-Kota Padang.
"Tahun 2022 kita terbaik nomor dua tingkat provinsi, lalu Babinsa terbaik Sumbar, dan bahkam 2023 menjadi Kampung KB nomor satu di Sumbar. Semuanya ini Karya Kito Basamo, atas dukungan warga Kelurahan Rawang, TNI, Polri, dan Pemda," ujarnya.
Dengan banyaknya prestasi yang diraih, Kampung KB Bukit Karan kini menjadi tujuan studi tiru Kampung KB dari berbagai daerah. Tak hanya dari Kota Padang, tapi juga dari Bukittinggi, Dharmasraya, Tanah Datar, hingga Kepulauan Riau dan Provinsi Jambi.
"Saya awalnya juga studi tiru ke Malang, Surabaya. Sekarang kita jadi tujuan studi tiru. Saya juga telah jadi motivator di 14 Kampung KB se- Kota Padang, belajar sekaligus juga berbagi ilmu. Tapi mengembirakan, warga Rawang mindset-nya sudah jauh ke depan," ungkap pria 49 tahun
Dalam menjalani aktivitas sebagai prajurit TNI, Serka Iwan tak merasa terbebani dalam membagi waktu dengan keluarga. Apalagi, program di Kampung KB sejalan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai seorang Babinsa. Terutama juga mendapat dukungan dari Koramil 03 Padang, Kodim 0312/Padang, dan Korem 032/Wirabraja.
Dukungan dari banyak pihak tentu bagi Serka Iwan sangat berarti dan juga bentuk kepedulian. Terlebih, perjalanan kesuksesan Kampung KB Bukit Karan bakal menjadi bukti Karya Basamo untuak Nagari nantinya. "Ya, karena tak mudah dan sulit kalau kita berjalan sendiri, tapi harus bahu-membahu," katanya.
Banyak Dukungan Positif
Awalnya, Babinsa Serka Iwan ini juga merasa berat untuk memulai Kampung KB. Terutama untuk mengubah mindset dan mental masyarakat di Kelurahan Rawang. Apalagi masyarakat mayoritas berlatarbelakang SDM rendah, dan terbiasa lingkungan keras tapi tak terbiasa kerja keras.
"Awalnya sangat sulit. Mengubah, maaf, mental-mental 'miskin' tidak mudah. Namun perlahan-lahan kita edukasi, sosialisasi terus, tanpa niat berhenti, hingga program kita bisa diterima masyarakat," sebutnya.
Kemudian, atas dorongan banyak pihak, beban berat kembali terasa ringan. Apalagi adanya dukungan penuh keluarga, terutama dari istri tercinta, dan ketiga buah hatinya. "Saya sangat mendukung apapun yang dilakukan suami, apalagi yang kegiatan positif," ucap Jamilah, istri Serka Iwan.
Perempuan 43 tahun itu menuturkan, awalnya memang lahan kawasan Kampung KB ini bakal dijadikan rumah petak untuk disewakan. Mengingat harta hanya sebatas di dunia, akhirnya semua lahan pinggiran Bukit Karan sepakat dihibahkan untuk kepentingan masyarakat banyak.
Selain itu, Jamilah yang juga penggiat sekaligus Kepala Sekolah PAUD Harapan Ibu Kampung KB Bukit Karan ini juga rela berbagi gaji dan waktu suami sebagai Babinsa. Semua itu demi menyukseskan program di Kelurahan Rawang tersebut.
"Harta tidak dibawa mati. Biarlah susah- senang bersama, walau gaji harus dibagi dua, makan seadanya, yang penting persaudaraan kiat di sini kuat, saling menghargai," kata Jamilah saat diwawancara Gatra.com di lokasi.
Kisah hidup di kawasan Bukit Karan ini dirasakan, Dewi Sriwahyuni (37), keturunan Jawa-Minang. Lahir dari kedua orang tuanya di sini sejak 1987 silam. Diakui, 20 tahun lalu lokasi ini sangat memprihatinkan. Mulai dari perjudian, narkoba, tak ada sanitasi, sehingga lingkungan kumuh.
Berdasarkan penuturannya, penduduk kawasan ini mayoritas pendatang dari berbagai daerah, termasuk dari Nias, Sumatera Utara. Masyarakatnya pekerja kuli, dan buruh kasar di Pelabuhan Teluk Bayur. Kondisi inilah yang memicu banyaknya pemakai narkoba.
"Kehidupan di sini dulu keras, banyak "pemakai", karena dekat pelabuhan lalu lintas barang. Tapi semenjak ada Kampung KB, tak terdengar lagi "pemakai", kejahatan berkurang, karena rutin ada edukasi dan sosialisasi," terangnya.
Selain itu, Dewi sangat bersyukur dengan adanya PAUD gratis yang dirintis Serka Iwan ini. Hal ini sangat membantu masyarakat menengah ke bawah. Pasalnya, selama ini masyarakat khususnya di Bukit Karan tidak pernah memasukkan anaknya ke PAUD atau Taman Kanak-kanak (TK).
"PAUD sebenarnya ada, jaraknya lumayan dekat. Cuma masyarakat banyak tak mampu membayar uang bulanannya. Sekarang ada PAUD gratis di Kampung KB, tentu kami bersyukir sekali. Setidaknya anak-anak tidak buta huruf," jelas ibu dua orang anak ini.
Hal serupa diungkapkan Maslina Waruwu (28). Meski baru sekitar 10 tahun tinggal di daerah Bukit Karan, Komplek Jondul Rawang, namun dia merasakan perubahan signifikan. Terutama sejak adanya Kampung KB yang menawarkan program positif.
"Banyak dampak positifnya. Kami ibu-ibu biasanya berdiam diri di rumah, sudah bisa berpenghasilan juga dengan menjahit, menyulam. Kadang ada saja pesanan. Anak-saya bisa masuk PAUD gratis, bisa bermain sambil belajar. Jadi kami sangat mendukung dan terlibat setiap kegiatan," imbuhnya.
Kesuksesan Serka Iwan membangun Kampung KB Bukit Karan ini, kini ibarat saciok bak ayam sadanting bak basi karena ada didukung penuh banyak pihak. Persis dengan semboyan Korem 032 Wirabraja, Karya Basamo untuak Nagari dengan menyingsingkan lengan baju dan bersinergi demi pengabdian untuk daerah.
"Karena gak mungkin satu instansi mampu mengerjakan permasalahan di daerah, baik pembangunan fisik-non fisik, tapi harus dikerjakan bersama-sama," ungkap Brigjen TNI Rayen Obersyl, Danrem 032 Wirabraja, pekan lalu.