Lombok Barat, Gatra.com – Anggota DPRD Lombok Barat Gerung, Sekotong H Abdul Majid, meminta provokator yang berujung penganiayaan ditangani segera oleh pihak kepolisian. Ia meminta aparat untuk menangani dengan tegas pemicu yang menyebabkan tragedi berdarah di Sekotong beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Abubakar Abdullah yang juga anggota DPRD Lombok Barat masih menyoroti kinerja aparat kepolisian dalam menangani kasus itu. ”Kalau satu atau dua orang yang menjadi pemicunya, ambil saja. Itu untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. Kasus ini harus diusut tuntas sampai ke akar-akarnya,” tandasnya kepada sejumlah media, Selasa (19/9).
Untuk diketahui, pada senin (18/9) ada ratusan warga Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, mendatangi kantor DPRD Lobar baersama Forum Kepala Dusun se-Desa Sekotong Tengah. Warga mempertanyakan kepastian penanganan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum Sahnan, seorang bacaleg, terhadap anaknya.
“Masalahnya sudah lebih sebulan kasus ini belum ada titik terang. Polisi belum memberi kejelasan sampai mana proses penanganan kasus yang sembat heboh ini,” tandas Samiin warga Sekotong Tengah.
Samiin mengungkapkan, awal mula mencuatnya kasus itu adalah pengakuan AI yang dicabuli oleh ayahnya, Sahnan. Pengakuan ini, yang belakangan dicabut oleh Al, menyebabkan situasi tidak kondusif dan menyebabkan terjadinya kekerasan.
“Kalau tidak ada keterangan langsung dari si Al, maka kejadian di Sekotong tidak terjadi. Kasus tersebut seolah dibiarkan berlarut-larut begitu saja dan dikhawatirkan menguap,” kata Samiin.
Bertolak belakang dari demo ini, keluarga Sahnan juga mempertanyakan penanganan kasus penganiayaan yang dilakukan sejumlah warga kepada Sahnan. Menurut keluarga Sahnan, kasus ini sudah terang benderang. Sahnan tidak terbukti melakukan pencabulan terhadap anaknya berdasarkan pengakuan sang anak dan bukti-bukti lainnya. Keluarga memastikan kasus ini bermuatan politik. Hingga kini polisi belum menetapkan tersangka penganiayaan terhadap Sahnan.
Demikian juga halnya dengan Forum Kepala Dususn Sekotong Tengah menyampaikan hal yang sama. ”Si Al sendiri yang menyebarkan bahwa ayahnya memperkosanya. Dia sendiri yang datang ke Polres Lobar untuk mengadu dan itu kami dampingi. Namun sekarang Al ini memutarbalikkan fakta,” tandas Suhaimi Ketua Forum.
Bahkan Suhaimi meminta Al yang dianggap sebagai provokator ditangkap, karena AI menjadi pemicu terjadinya kejadian di Sekotong.
Selain itu, sebelumnya keluarga Sahnan yang menjadi korban penganiayaan juga menuntut pelaku penganiayaan terhadap Sahnan ditangkap. Karena sudah sebulan sejak peristiwa penganiayaan berat terhadap adiknya, polisi belum juga menetapkan tersangka. Padahal video persekusi sudah beredar luas. Pelaku dengan jelas terlihat dalam rekaman.