Purworejo, Gatra.com - Menjadi seorang abdi negara, tak lantas membuat Aipda Wahyu Kristianto (38) malu melakoni pekerjaan lain. Di sela-sela tugasnya sebagai seorang anggota Polri, ia juga beternak bebek petelur.
Sejak menekuni usaha ini lima tahun lalu, Aipda Wahyu kini telah berhasil memelihara 700 ekor bebek. Tak hanya itu, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Loano, Polres Purworejo, Jawa Tengah, ini memberdayakan teman-temannya untuk ikut menjadi peternak.
Setiap pagi, ayah dua orang anak ini membersihkan kandang, memberi makan bebek dan memunguti telur. Setelah selesai, ia kemudian berangkat untuk apel di kantornya, Mapolsek Loano.
"Dulu awalnya saya memelihara 100 ekor bebek, modal awal kira-kira Rp14 juta. Beli bebek bayah (bebek remaja siap bertelur) 100 ekor Rp9 juta, lalu membuat kandang Rp5 juta. Untuk pemeliharaan, saya belajar otodidak, dari Youtube," tutur Aipda Wahyu di rumahnya, Senin (18/09/2023).
Halaman belakang rumahnya yang berada di Dusun Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dijadikan untuk memelihara 400 ekor bebek.
Sedangkan 300 ekor bebek lainnya, ia titipkan pada warga Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo sekaligus memberdayakan warga desa binaannya.
Tak pernah merasa malu menjadi peternak, kini Aipda Wahyu, bisa mengantongi omset Rp1 juta tiap harinya dari hasil menjual telur bebek. Dikurangi cost pakan, pendapatan bersih pria asli Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini bisa mencapai Rp500.000 tiap hari.
"Telurnya saya jual per butir. Untuk grade A dan B (kecil) Rp2.200 per butir. Sedangkan grade super Rp2.500, biasanya dibeli oleh pedagang martabak di Magelang. Sebagian juga dibuat telur asin, sudah punya langganan," ujar Aipda Wahyu.
Setiap tiga hari sekali, Aipda Wahyu, keliling ke peternak binaannya untuk mengambil telur-telur bebek. Karena warga belum tahu ke mana akan menjual telurnya. Hal ini guna memompa semangat warga binaannya menekuni bisnis usaha ini.
"Saya memang selalu menyampaikan ke warga desa binaan saya sebagai Bhabinkamtibmas yakni Desa Trirejo, Desa Karangrejo Kecamatan Loano agar memiliki penghasilan lain, salah satunya dengan cara beternak bebek," kata Wahyu.
Bisnis bebek tidak ada yang terbuang, jika sudah tidak produktif (usia produktif 6 bulan-2 tahun), bebek apkiran akan dijual dengan harga Rp55.000 per ekor. Telur asin buatan isteri Aipda Wahyu juga laris manis, dijual secara online dan dititipkan ke warung-warung.
Pakan yang dipakai adalah pelet, karena bisa mengurangi amoniak sehingga kandang terjaga kebersihannya. Jadi membersihkannya lebih gampang, serta berdampak pada produktivitas ternak.
"Saya pakai sistem kandang kering, tempat minum saya taruh di luar. Kalau kandang bersih, produktivitas bebek juga bagus," ujarnya. Dengan pakan pelet, kuning telurnya lebih oranye, karena dalam pakannya banyak protein," imbuhnya.
Kini Aipda Wahyu pun gencar menyosialisasikan ternak bebek ke Kades dan perangkat desa binaannya. Ia berharap, agar warga makin berdaya secara ekonomi.