Jakarta, Gatra.com – Direktur Utama (Dirut) PT Permodalan Madani Nasional (PMN), Arief Mulyadi, mengatakan, pihaknya mendorong kaum perempuan, termasuk kaum disabilitas untuk meningkatkan kesejahteran perekonomian mereka.
Arief di Jakarta, Senin (18/9), menyampaikan keterangan tersebut setelah mendengar langsung kisah inspiratif dari Hani Hadiyanti, salah seorang nasabah disabilitas tunadaksa Program Mekaar asal Bandung.
Arief menyampaikan, sebagai perusahaan yang berfokus pada pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan, PMN melihat kegigihan Hani sebagai pelecut untuk kian memperkuat komitmen, selalu hadir, dan memberikan pelayanan prima bagi nasabah disabilitas.
“Kami berkomitmen untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan karena pada pilar ekonomi, pada dasarnya PNM berfungsi untuk membantu pemerintah mengentaskan masalah pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi kesenjangan yang terjadi di masyarakat,” kata Arief.
Ia menjelaskan, pada pilar ekonomi dalam tinjauan SDGs, PNM terus berkontribusi dalam memberikan solusi terhadap masalah pekerjaan layak dengan membuktikan bukan hanya peduli kepada nasabah binaannya tetapi juga pada karyawan.
Menurutnya, PNM terus memberikan peluang bekerja bagi disabilitas yang mau bersama-sama berjuang memberikan permberdayaan kepada nasabah ultramikro.
“PNM membuka pintu yang luas bagi teman-teman difabel untuk bergabung sebagai karyawan,” katanya.
Ia dalam keterangan pers mengungkapkan, ini juga merupakan bagian dari kontribusi PNM menunjang pembangunan berkelanjutan, terutama pada indikator pengentasan masalah pekerjaan yang layak dan imbasnya akan mengurangi dan meminimalisir kesenjangan.
Sebelumnya, Hani dalam acara “Halo-Halo PNM Bandung!” pada akhir pekan kemarin di Bandung, Jawa Barat (Jabar), menyampaikan kisah inspiratifnya dalam merintis usaha kepada Menteri BUMN RI Erick Thohir, Arief Mulyadi, dan hadirin.
Hani yang bergabung sebagai nasabah binaan PMN pada tahun 2018, menceritakan perjuangannya sebagai seorang difabel dalam berniaga. Ia menuturkan, keterbatasan fisik hingga cibiran orang tak membuatnya berdiam diri.
Kondisi tersebut bahkan menjadi pelecut Hani untuk bisa bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi keluarga. Meskipun sering mendapat cibiran dari orang, Hani percaya selama tidak melakukan hal buruk, itu tidak akan berpengaruh terhadap hidupnya.
Hani menceritakan, untuk membuktikannya, ia bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar. Awalnya ia berjualan kicimpring sehingga mulai bisa membantu perekonomian keluarga. “Saya sempat ragu, siapa yang percaya kasih modal ke orang seperti saya ini [tunadaksa],” ucapnya.
Terlebih lagi, lanjut Hani, suami hanya seorang buruh serabutan sehingga keluarganya tidak mempunyai apapun sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman.
“Tapi ada tetangga yang kasih tahu tentang PNM dan saya dikasih modal cuma-cuma,” Hani menuturkan.
Setelah mendapatkan modal dari PNM, kini Hani menambah produk jualannya, yakni pakaian. Ia pun merasakan dampak dari meningkatnya pendapatan setelah menambah variasi usahanya. Empat tahun bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar, Hani berhasil membangun rumah dari hasil tabungan selama menjalani usaha.
“Setiap dapat untung dari jualan saya tabung sedikit-sedikit. Sekarang alhamdulillah sudah bisa bangun rumah walaupun kecil sederahan,” ungkapnya.
Perempuan berusia 39 tahun ini semakin gigih untuk meningkatkan usahanya karena ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya yang juga mengalami tunadaksa. Bagi Hani, anak semata wayangnya harus memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan dengan mendapatkan pendidikan yang layak dan lebih darinya.
Sebagai lulusan sekolah dasar (SD), Hani terus mendorong anaknya yang saat ini duduk di bangku SD untuk tetap semangat berjuang di tengah kondisi yang sering dianggap sebelah mata.