Yogyakarta, Gatra.com - Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg. Usman Sumantri mengatakan, kedatangan dokter asing adalah hal yang lumrah untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia. Namun, ia menegaskan, dokter-dokter ini juga perlu memenuhi beberapa kriteria dan persyaratan.
"Sepanjang kalau kita bicara spesialisasi, butuh ya. Cuma memang, saya selalu mencantumkan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai dokter abal-abal masuk," ucap Ketua Pengurus Besar PDGI, drg. Usman Sumantri usai konferensi pers pembukaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2023 yang diadakan oleh Pepsodent di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Selasa (12/9).
Persyaratan masuk para dokter asing dinilai penting karena proses yang harus dilalui dokter Indonesia agar bisa praktek sendiri juga tidak mudah. Usman menjelaskan, dokter-dokter asing yang nantinya sudah masuk di Indonesia sebaiknya juga dievaluasi setiap tahunnya.
"Karena, kita sendiri, dokter Indonesia, gak mudah untuk praktek. Kita evaluasi, uji kompetensi, jangan tiba-tiba orang asing dateng, kita biarkan saja. Ya memenuhi persyaratan tertentu ya," kata Usman.
Menurut Usman, Indonesia sudah tidak bisa menutup diri lagi. Paling tidak, di tingkat kawasan Asia Tenggara atau ASEAN yang semakin mendorong kerja sama antar anggota.
Namun, masalah ini tentu bisa diselesaikan jika produksi dokter spesialis di Indonesia bisa mencukupi. Namun, saat ini fakultas kedokteran gigi di Indonesia yang punya program spesialis masih sangat sedikit.
"Gak bisa lah zaman globalisasi sekarang, kita tertutup, udah gak bisa. Tingkat ASEAN aja kita harus buka," kata Usman lagi.
Sebelumnya, dalam konferensi pers pembukaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2023, Usman telah menjelaskan kondisi FKG di Indonesia saat ini. Usman mengatakan, dari 32 FKG yang ada di Indonesia, hanya 6 fakultas yang bisa memproduksi dokter spesialis gigi.