Magelang, Gatra.com - Para kiai se-Jawa Tengah menggelar Halaqoh Kiai dan Santri se Jawa Tengah, Senin (11/9) di Ponpes Syubbanul Wathon, Kabupaten Magelang.
Halaqoh yang diinisiasi Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH M Yusuf Chodlori itu merupakan percepatan pemenangan Anies Baswedan – Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) setelah dideklarasikan sebagai pasangan Capres-Cawapres, pekan lalu.
Hadir tuan rumah KH M Yusuf Chudlori, Pengasuh Ponpes Assalafiyah Brebes KH Subhan Ma’mun, KH Badawi Basyir (Kudus), KH Syarif Hidayatullah (Wonosobo), Habib Ali Al Atthos (Tegal), dan seluruh kiai se-Jawa Tengah.
Baca Juga: PKB Jateng Bidik Milenial Menangkan Pasangan AMIN
Halaqoh kiai-kiai diwarnai suasana ger-geran. Para kiai membicarakan konstalasi politik nasional dan kebulatan tekad memenangkan pasangan AMIN. Alumni dari Ponpes Ploso, Lirboyo dan Tegal serta lainnya juga menghadiri acara yang berlangsung khas para kiai, santai dan penuh canda.
Ketua DPW PKB Jawa Tengah Gus Yusuf menjelaskan, majunya Gus Muhaimin sekaligus membukakan pintu bahwa NU punya kesempatan emas memimpin perubahan di negeri ini.
“Ke depan kita yang akan melakukan perubahan. Dan perubahan ini bukan melakukan perubahan radikal, tetapi perubahan menyempurnakan kebaikan. Apa yang sudah baik kita sempurnakan. Yang tidak baik kita tinggal, yang perlu diperbaiki, kita perbaiki,” ujarnya.
Pria yang akrab disapada Gus Yusuf ini kembali menegaskan bahwa tampilnya pasangan AMIN ini sekaligus menjaga martabat NU dan PKB. Satu gerakan paham untuk menjaga NU dan PKB.
“Majunya Gus Muhaimin adalah mandat muktamar, sekaligus momentum tampilnya kader NU ya sekarang ini. Istikharoh para kiai menunjukkan ini kesempatan emas untuk kita punya presiden dan wakil presiden demi menjaga Ahlusunnah Wal Jamaah,” terangnya.
Hal senada disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus KH Ahmad Badawi Basyir. Menurut penjelasannya, perubahan sering disalahartikan akan mengubah tatanan yang sudah ada.
“Sekarang ini diplesetkan dan disebar ke mana-mana, perubahan seolah-olah akan mengganti ideologi dan tatanan negara. Semua itu salah besar. Sudah saya cek ke pasangan AMIN, perubahan yaitu meneruskan dan menyempurnakan pembangunan yang sudah berjalan,” ungkapnya.
Konsultan politik Eep S Fatah menambahkan, mengapa perubahan dipersepsikan demikian, karena warga NU masih menganggap Gus Muhaimin ini masih menjadi penumpang dalam koalisi.
“Padahal sekarang ini Gus Muhaimin bukan lagi penumpang, melainkan memegang setir, calon Wakil Presiden. Artinya bersama Anies Baswedan akan membawa ke arah perubahan dengan tetap melalui jalan yang sudah baik. Hati-hati, dengan argumen yang salah, akan membuka pintu yang kalah,” terangnya.
Di akhir forum yang dipandu oleh KH Nur Hidayatullah ini disepakati kiai-kiai akan menggerakan jaringan kiai dan santrinya di daerah untuk memenangkan pasangan AMIN sampai Pilpres digelar, 14 Februari 2024.