Jakarta, Gatra.com - Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian memberikan motivasi untuk memperkuat internalisasi BerAKHLAK bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Hal itu ia lakukan pada Sarasehan Penguatan Nilai ASN BerAKHLAK yang digelar Pemprov Sulbar di Ballroom Grand Maleo Hotel & Convention, serta disiarkan secara langsung melalui zoom meeting dan Youtube Pemprov Sulbar, pada Senin (11/9/2023) yang diikuti oleh seluruh pejabat eselon 1, 2, 3 sampai 4. Bahkan untuk pejabat eselon 2 diikuti oleh para istrinya.
Pada kesempatan itu, Ary Ginanjar mengajak seluruh ASN yang hadir untuk berkomitmen menentukan keputusan yang akan merubah Sulbar menuju kemajuan yang lebih baik.
"Kalau anda hari ini menentukan suatu keputusan untuk berubah, maka bisa berubah. Jadi saya datang kesini untuk sebuah keputusan. Keputusan bapak dan ibu yang ada disini untuk membuat keputusan, maka akan berubah tanpa ada persyaratan," ujar Ary dalam keterangan yang diterima.
Ia menyampaikan, jangan sampai hanya membuang waktu membuat sebuah acara apabila tidak diikuti dengan sebuah keputusan untuk berubah saat ini juga.
Kemudian ia bercerita pada tahun 1923, gempa bumi hebat terjadi di Tokyo, Jepang. Gempa bumi itu meluluhlantakkan semua bangunan dan hanya tersisa satu bangunan yang masih berdiri kokoh, yaitu Imperial Hotel. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata yang membuat gedung itu kuat bertahan adalah pondasi yang kokoh.
Begitu pun dengan membangun manusia. Agar menjadi manusia yang paripurna, maka pondasi yang kokoh harus dibangun dengan nilai-nilai budaya yang dikuatkan dengan core values.
"Ketika saya belajar karate di Jepang, ternyata ada 7 kode etik yang dijaga oleh Samurai Jepang. Diantaranya Gi yaitu integritas, Yu berani, Jin mencintai sesama, Rei santun, Makoto tulus ikhlas, Meiyo kemuliaan, dan Chugo yaitu loyal," papar Ary.
"Itu yang sampai hari ini kalau kita datang ke Jepang, maka kita akan ketemu core valuesnya itu. Dan justru saya datang kesini mau belajar dengan core valuesnya orang-orang Mandar yaitu Mellete Diatonganan (meniti diatas kebenaran)," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjabarkan terkait 3 niat atau golongan yang harus dipahami oleh ASN yakni niat strong why, niat big why, dan niat grand why yang akan menjadi penentu masa depan cerah atau gelap.
"Strong why itu bekerja supaya dapat uang. Sedangkan big why bekerja untuk dapat penghormatan, kedudukan, penghargaan. Sedangkan big why adalah pengabdian kepada Allah, bangsa dan negara," ucap Ary.
Selain itu, Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan dalam pidatonya bahwa kehidupan akan berubah tetapi yang tidak akan berubah yaitu bagaimana seni memimpin perlu loyalitas, integritas, dan ketekunan yang melibatkan seorang leader dan follower.
"Ini yang perlu kita masukkan dalam hati dan pikiran kita kemudian kita cerminkan dalam tindakan. Kalau anda follower jadilah follower yang baik, kalau anda leader jadilah leader yang baik," ujar Zudan.
Ia pun menjelaskan soal hakekat inovasi dan kreativitas yang harus dimiliki seorang leader maupun follower. Menurutnya, kemajuan hanya lahir dari arus baru dan inovasi.
"Kita tempatkan makom kita pada posisinya. Allah telah menciptakan wajah kita dengan sempurna. Pepatah Melayu mengatakan tidak boleh lebih mancung pipi daripada hidung. Jadi kalau anda sekretaris, posisi anda sekertaris dinas. Kalau anda kepala bidang, posisi anda kepala bidang," ucapnya.
Ia pun mengajak para pegawai untuk memberikan hadiah untuk masyarakat Sulawesi Barat dengan lebih mendekatkan diri pada rakyat melalui program 'OPD Lebih Dekat dengan Masyarakat'.
"Semangatnya, mari kita buka pintu lebar-lebar di kantor kita. Kalau ada yang datang diterima, dan sangat positif. Saya 113 kali 3 bulan disini menerima audiensi masukannya luar biasa dan itu membesarkan hati saya ternyata Sulbar ini sangat siap untuk maju," papar Zudan.