London, Gatra.com -  intelijen Inggris melaporkan bahwa militer Rusia bermaksud merekrut 420.000 personel kontrak pada akhir tahun 2023, yang kemungkinan akan memperburuk kekurangan tenaga kerja non-pertahanan.

“Militer Rusia berniat merekrut 420.000 personel kontrak pada akhir tahun 2023. Pada 3 September 2023, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dimitry Medvedev menyatakan sejauh ini 280.000 personel telah direkrut. Angka-angka ini tidak dapat diverifikasi secara independen,” kata Kementerian Pertahanan Inggris, dalam laporan intelijen perangnya, dikutip bussines insider, Selasa (12/9).

“Wajib militer Rusia terus memberikan dampak negatif pada tenaga kerja industrinya. Institut Kebijakan Ekonomi Yegor Gaidar menemukan bahwa kekurangan pekerja di industri Rusia mencapai angka tertinggi baru sebesar 42 persen pada Juli 2023, 7 persen lebih tinggi dari April 2023,” tambahnya.

Laporan intelijen Inggris menyoroti mobilisasi dan wajib militer di Rusia telah memperburuk kekurangan tenaga kerja non-pertahanan. 

Menjelang pemilihan presiden Rusia yang dijadwalkan pada Maret 2024, pihak berwenang Rusia kemungkinan akan berusaha menghindari mobilisasi lebih lanjut yang tidak populer.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia mungkin mengumumkan gelombang baru mobilisasi “paksa” dalam waktu dekat karena “kerugian besar”.

Ia menambahkan bahwa menurut berbagai perkiraan, mobilisasi dapat berkisar antara 400.000 hingga 700.000 orang.

Sementara itu, Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan pada hari Minggu bahwa Rusia telah mengumpulkan lebih dari 420.000 tentara di wilayah pendudukan Ukraina, dan di Semenanjung Krimea.

Selain itu, Staf Umum Angkatan Darat Ukraina melaporkan pada hari Selasa bahwa total kerugian tempur pasukan Rusia sejak awal invasi berjumlah 269.760 personel militer.