Batam, Gatra.com – Sebanyak 44 orang diamankan polisi pascabentrokan dengan petugas gabungan dalam aksi demonstrasi di Kantor BP Batam, Senin (11/9). Massa aksi terlihat ricuh dan menyerang petugas saat demo menolak rencana relokasi 16 Kampung Tua di Rempang, Galang, Batam.
Kapolresta Barelang Batam, Kombes Pol. Nugroho Tri Nuryanto, mengatakan, puluhan orang terpaksa diamankan saat unjuk rasa di Kantor BP Batam yang berlangsung ricuh. Mereka diduga sebagai provokator aksi dan yang melakukan lemparan batu dan besi kepada petugas gabungan.
"Total ada sekitar 44 orang dari masa aksi demonstrasi menolak relokasi di BP Batam yang diamankan. Sebanyak 28 orang diamankan Polresta Barelang Batam, sementara 15 orang lainnya diamankan oleh Polda Kepri," katanya, Senin malam (11/9/23).
Nugroho menjelaskan, puluhan orang diamankan yang seluruhnya laki-laki ini, juga langsung diarahkan menjalani tes urine untuk memastikan tidak dalam pengaruh narkoba atau obat obatan terlarang lain saat mengikuti unjuk rasa.
"Dari 28 orang yang diamankan oleh personel Polresta Barelang, hasil tes urine ada sekitar 5 orang positive narkoba. Dengan rincian 3 orang hasil tes urinenya positif mengonsumsi daun ganja, sedangkan 2 orang lainnya terindikasi positif mengkonsumsi sabu," ujarnya.
Sebelumnya, rencana relokasi 16 Kampung Tua di Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau, masih mendapat penolakan. Ribuan masa dari Laskar Pembela Marwah Melayu yang ada di Kepri, menggelar aksi demosntrasi di depan Kantor BP Batam pada Senin (11/9).
Jalannya aksi demo tersebut sempat diwarnai kericuhan antara massa dan petugas gabungan. Pagar dan kaca gedung kantor BP Batam hancur karena menjadi sasaran lemparan batu, kayu, besi, dan bom molotov dari arah massa yang emosi.
Petugas gabungan yang berada di dalam halaman kantor BP Batam juga menjadi sasaran lemparan batu. Sedikitnya puluhan orang luka-luka akibat terkena lemparan batu dan besi, Direktur Direktorat Pengamanan (Ditpam) Aset BP Batam Brigjend Pol Moch Badrus turut memjadi korban luka.
Aparat berupaya membubarkan massa saat kericuhan terjadi. Semburan air dari kendaraan taktis aparat juga terlihat intens untuk mengendalikan massa yang anarkistis. Tembakan gas air mata dari aparat juga tak dapat dihindarkan demi pengendalian massa yang beringas.