Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji buka suara terkait perkembangan revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela yang tak kunjung rampung sampai saat ini. Tutuka mengatakan, PT Pertamina (Persero), Petronas dan Inpex, saat ini ketiganya telah membuat kesepakatan untuk melakukan revisi PoD dalam waktu dekat.
"Ini mereka-mereka sudah dalam kesepakatan yang bagus mereka revisi PoD. Terus mereka kumpul bersama tiga perusahaan itu Inpex, Petronas, sama Pertamina, untuk revisi PODnya sehingga bisa produksi di akhir 2029," katanya kepada awak media di Hotel Mulia Jakarta Pusat, Senin (11/9).
Dalam kesempatan itu, Tutuka berharap revisi pembaharuan tersebut dapat selesai sekitar bulan Oktober mendatang.
"Nah diskusi mereka sudah bagus, jadi nanti kita tunggu revisinya 1-2 bulan ke depan," jelasnya.
Baca juga: Tok! Pertamina dan Petronas Ambil Alih Blok Masela dari Shell
Untuk diketahui, Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta agar proyek Blok Masela dapat onstream pada 1 Januari 2030 mendatang. "2030 tanggal 1 (Januari) sudah harus on stream," katanya pada Jumat (1/9).
PT Pertamina Hulu Energi dan Petronas Masela Sdn Bhd mengambil 35% hak partisipasi Shell di Blok Masela. Dari total 35% hak partisipasi tersebut masing-masing diambil oleh Pertamina sebesar 20% dan Petronas sebesar 15%. Sisanya 65% dimiliki oleh Inpex.
Adapun, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell. Namun Shell kemudian menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasinya. di Lapangan Abadi, sehingga harus dicari penggantinya.
Sebelum menarik diri dari Blok Masela, Shell menguasai 35% saham participating interest (PI). Sisanya dikuasai Inpex sebesar 65%. Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barrel kondensat.
Baca juga: Pertamina dan Petronas Kucurkan Dana Rp9,750 Triliun Untuk Akuisisi Blok Masela