Palembang, Gatra.com– Komandan Korem 044/Gapo Brigjen TNI M Naudi Nurdika S.I.P., M.Si., M. Tr (Han) selaku Dansatgas Ops menanggulangan Karhutla di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, gelar evaluasi penanggulangan Karhutla yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman di Base Ops Lanud SMH Palembang, Jumat (8/9/2023).
Kepala Staf Angkatan Darat meninjau sejauh mana kesiapan gelar pasukan TNI, Kepolisian dan unsur-unsur pendukung dan lainnya yang turut didampingi Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil.
Sebelumnya juga, Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman telah melakukan rapat dengan Gubernur Provinsi Sumsel yang berisikan tentang antisipasi dan langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam mengatasi Karhutla.
“Saya cek dilapangan secara fisik langsung hari ini terdapat 27 titik api dan langsung diminimalisir. Kita gunakan pesawat untuk menuju titik yang tidak dapat dijangkau” ujar Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman
Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman juga mengungkapkan, sinergitas TNI, Polri termasuk masyarakat sangat luar biasa.
"Tindakan hukum dari Kapolda tegas kepada beberapa orang yang sengaja membakar hutan dan lahan. Diharapkan kedepan Karhutla tidak separah yang terjadi ditahun 2015.”ungkapnya.
Selain itu, Komandan Korem 044/Gapo Brigjen TNI M Naudi Nurdika S.I.P., M.Si., M.Tr (Han) memaparkan perkembangan terkini penanggulangan Karhutla di Provinsi Sumsel kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, bertempat di Posko Satuan Karhutlah Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Provinsi Sumsel, Jl. Gubernur H. Asnawi Mangku Alam, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang.
Pada paparannya Danrem 044/Gapo menyampaikan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan setiap tahunnya menjadi ancaman serius terhadap kehidupan masyarakat, yang menimbulkan banyak kerugian baik aspek ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan.
Kebakaran hutan dan lahan sebagian besar karena ulah manusia yg membuka lahan dengan cara membakar.
“Menurut BMKG kekeringan pada tahun 2023 ini merupakan siklus empat tahunan, jauh lebih kering dari tahun 2020-2022. Puncak kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September” ujarnya.
Lanjut Danrem, melihat peta rawan kebakaran terdapat di sepanjang wilayah timur yang didominasi lahan gambut. Dari total 8,3 juta Ha luas lahan wilayah Prov. Sumsel terdapat 1,2 juta Ha lahan gambut yang tersebar di 7 kabupaten, terbanyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Mitigasi dan pencegahan yang diprioritaskan yaitu patroli darat dan udara, sosialisasi, penyuluhan, himbauan, larangan dan Maklumat Karhutla serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dengan latihan bersama.
Mekanisme yang dilakukan oleh Satgas penanggulangan Karhutla yaitu Monitoring melalui aplikasi SONGKET, Groundchek yang dilaporkan ke Subsatgas darat, Pemadaman darat maupun udara dan Pemulihan Pasca Karhutla.
“Dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat semakin meningkat dengan tidak membuka lahan dengan cara dibakar sehingga pengendalian karhutla di wilayah Sumsel menjadi efektif,” pungkasnya.