Batam, Gatra.com - Sebetulnya tak perlu ada penebangan pohon untuk memblokir jalan, apa lagi hingga membakar ban mobil di sejumlah titik dan mensweping orang yang melintas.
Sebab tujuan Tim Terpadu datang ke kawasan Rempang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu jelang siang tadi, hanya untuk melakukan tata batas kawasan hutan, persis seperti arahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Soal Tim Terpadu mau menata batas, itu juga tidak ujug-ujug, tapi sudah disosialisasikan dulu jauh-jauh hari kepada masyarakat yang ada di Rempang.
Kalaupun ada kaitannya dengan mega proyek Pengembangan Rempang Eco City yang telah menjadi Program Strategis Nasional (PSN) itu, toh kemarin ceritanya sudah enak.
Ratusan perwakilan masyarakat dari Rempang sudah mendengar penjelasan panjang lebar dari Kepala Badan Pengusahaan Batam, Muhammad Rudi, tentang masa depan masyarakat setelah direlokasi dari sana.
Intinya, Rudi kepengen kehidupan masyarakat lebih sejahtera dan maju di tempat relokasi.
Tapi entah kenapa kemudian, sejak jelang siang hingga sore tadi, sejumlah masyarakat berkumpul di ujung jembatan empat, arah ke Galang. Mereka memblokir jalan.
Tak hanya di jembatan empat itu, tapi merembet hingga ke kawasan simpang Rempang Cate hingga jelang Dapur 6 menuju Galang.
Semula Tim Terpadu Kota Batam meminta baik-baik agar masyarakat itu membuka blokiran jalan. Selain mengganggu tugas tim, pemblokiran itu juga mengganggu lalu lintas masyarakat umum.
Maklum, jalan itu menjadi satu-satunya akses warga dari Galang menuju Batam Kota. "Mohon perhatiannya, kami mengimbau agar saudara-saudara membubarkan diri. Sebab tindakan saudara telah melanggar hukum. Pemblokiran jalan dan sweping tidak dibenarkan," pinta petugas melalui pengeras suara.
Sayang, permintaan itu justru dibalas dengan lemparan batu dan botol kaca dari arah kerumunan masyarakat.
Menengok situasi mulai tidak kondusif, tim terpaksa mengarahkan tembakan gas air mata ke kerumunan massa. Naas, ibu-ibu dan anak-anak yang berada di bagian depan kerumunan, terpapar gas air mata itu.
Menengok keadaan itu, tim sontak menolong dan melarikan ibu-ibu dan anak-anak yang terkena gas air mata itu ke Rumah Sakit Embung Fatimah dan Klinik Yonif 10 Maritim Setokok.
Sampai sekarang kondisi mereka terus dipantau oleh tim kesehatan dari RSBP Batam.
Hanya saja, kejadian tadi ternyata sudah menyebar kemana-mana. Yang membikin tak enak itu, sudah dibumbui pula dengan kata-kata bahwa tim gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Ditpam BP Batam, dan Satpol PP telah melakukan tindakan refresif kepada masyarakat.
Inilah yang disayangkan oleh Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait. "Oknum yang mengatasnamakan warga Rempang lah yang lebih dulu melemparkan batu dan botol kaca ke arah personel keamanan," katanya.
Bahkan, sejumlah oknum tak bertanggung jawab masih terus melemparkan batu meski petugas kepolisian telah mengimbau agar barisan massa tidak gegabah bertindak.
"Informasi di lapangan, sudah ada sejumlah oknum provokator yang ditangkap. Beberapa di antaranya bahkan didapati membawa parang. Mereka sudah diamankan," Ariastuty cerita.
Ariastuty kemudian berharap agar masyarakat Kota Batam mengecek dulu kebenaran informasi yang diterima baru menyebarkannya di media sosial. "Biar tidak menjadi bias. Yuk kita jaga situasi Batam agar tetap kondusif," pintanya.
Jelang maghrib, Kapolda Kepri, Irjen Pol Tabana Bangun datang ke lokasi kejadian. Bekas Wakapolda Riau ini ditemani Danrem 033 Wira Pratama, Brigjen Jimmy Watuseke.
Tabana pun menjelaskan kalau tindakan aparat dalam mengelola kegiatan pengamanan tadi, sungguh sangat humanis. Sebelumnya pun kata Tabana, sudah dilakukan sosialisasi.
"Dan sebelum melakukan tindakan tadi pun, aparat menghimbau dengan sabar kepada masyarakat hingga terjalin kerjasama yang baik," ujarnya.
Alhasil, setelah diberikan pemahaman tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh Tim Terpadu kata Tabana, masyarakat akhirnya menyadari dan kemudian kembali ke rumah masing-masing.
"Sore ini sudah selesai dan personil diistrahatkan dan kembali ke kesatuan masing-masing. Mudah-mudahan ke depan situasi bisa lebih kondusif seperti yang kita harapkan bersama. Terimakasih atas dukungan seluruh lapisan masyarakat dan satuan yang ikut menjalankan tugasnya," ujar Tabana.
Abdul Aziz