Jakarta, Gatra.com - Festival Budayaw IV telah sukses digelar oleh Kemendikbudristek dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan festival yang berlangsung selama empat hari ini pun diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam mencati solusi terhadap masalah global, isu lingkungan, ketahanan pangan, dan kesejahteraan.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, menyebut dalam empat hari penyelenggara Festival Budayaw IV telah menawarkan kesenian, lokakarya pewarnaan alami, lokakarya kuliner dan seminar jalur Rempah yang diikuti oleh dari semua delegasi empat negara East ASEAN Growth Area, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP-EAGA).
“Selama empat hari ini, kita telah menyaksikan keragaman budaya yang dikemas dalam festival ini. Tentu ini baik untuk hidup yang berkelanjutan,” ujar Irini dalam keterangannya, Rabu (6/9).
Melalui lokakarya pewarnaan alami dan kuliner, sambut Irini, BIMP-EAGA telah merevitalisasi kembali wastra tradisional dan menghidupkan kembali lingkungan dengan keragaman hayati. Apalagi Banyaknya keragaman sumber karbohidrat yang dapat dibudidayakan menjadi pilihan masyarakat kedepan.
"Agar tidak semata-mata hanya mengandalkan beras atau nasi sebagai bahan makan utama, laut kita juga memberikan sumber protein yang luar biasa,” tutur Irini.
Sedangkan melalui pertunjukkan kesenian, Festival Budayaw IV menunjukkan keberagaman seni budaya yang mengajarkan kepada masyarakat di empat negara pentingnya menghormati keberagamaan.
Ditambahkan Ketua Delegasi Filipina, Myra Paz Abubakar, penyelenggaraan Festival Budayaw IV di Makassar menjadi sebuah kegiatan yang amat diaresiasi. Menurut pria yang juga merupakan Wakil Sekretaris Departemen Pariwisata Filipina ini, penggunaan bahasa menjadi suatu tantangan bagi delegasinya karena bahasa nasionalnya berbeda.
“Namun, karena sesama anggota delegasi BIMP-EAGA, kita masih bisa saling mengenal satu sama lain dan menikmati serta berbagi tentang kebudayaan masing-masing,” ujar Myra Paz.
Sementara itu, Ketua Delegasi Malaysia, Alesia Sion, yang merupakan Wakil Sekretaris Tetap II, Pemerintah Daerah Sabah, Malaysia menuturkan, Festival Budayaw yang digelar di Makassar sangat meriah dan cocok sekali dilaksanakan di tempat yang bersejarah, seperti Benteng Rotterdam. Dari Malaysia, seni dan budaya yang ditampilkan dihadirkan dari dua negeri di Borneo, yaitu Serawak dan Sabah.
Di samping itu, Malaysia juga menghadirkan lokakarya kuliner Pinarasakan Sada, salah satu makanan tradisi etnik yang berasal dari pedalaman Sabah, dari suku kaum Kadazan Dusun yang memiliki 35 etnik dan 217 sub-etnik.
“Jadi masakan ini sangat populer di kalangan semua etnik itu. Acara ini harus lanjutkan dan dilestarikan agar keempat negara bisa bersama-sama merasakan pengalaman budaya, kuliner, dan kesenian sehingga generasi yang akan datang bisa bersama-sama melanjutkan untuk melestarikan warisan budaya,” ungkapnya.