Jepara, Gatra.com- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 yang berlangsung mulai hari ini, Selasa (5/9) - Jumat (8/9), menjadi harapan baru bagi kemajuan industri furnitur di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Terlebih pada perhelatan ke-43 ini, Indonesia mengusung tajuk "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" dimana negara-negara ASEAN berperan penting bagi ekonomi kawasan dan dunia.
Pelaku industri furnitur Jepara, Haidar Umar mengatakan, momen internasional tersebut, dapat membantu industri furnitur untuk bangkit kembali dari keterpurukan setelah dilanda pandemi Covid-19 pada 2 tahun silam.
"Kami sebagai produsen furnitur berharap dengan adanya ini, pintu ekspor produk furnitur semakin moncer setelah digelarnya KTT ASEAN tersebut," ujar pemilik Furncraft.id, Selasa (5/9).
Beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura diakuinya bisa menjadi pasar ekspor yang bagus untuk pelaku usaha industri furnitur di Jepara.
Pemilik usaha Furncraft.id, yang menyediakan beragam produk-produk furnitur berkualitas itu pun mengakui pasar tersebut masih sangat bagus.
“Bahkan saat ini kami masih sering mengirim ke Singapura untuk beberapa merek tertentu,” jelas pemilik blog www.haidarumar.id itu.
Dia menceritakan, pasar Singapura cukup bagus karena banyak pedagang (trader) yang bergerak di di bidang furnitur. Kemudian mereka biasanya melakukan rebranding, dan menjual kembali produk asli Jepara yang sudah diakui kualitasnya.
“Ada beberapa merek tertentu yang tidak bisa kami sebutkan, sebenarnya hasil karya dari tangan perajin di Jepara,” ujar pria lulusan Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kendati demikian, diakuinya saat ini yang paling dibutuhkan industri furnitur di Jepara adalah edukasi mengenai branding dan desain.
Karena biasanya, industri furnitur Jepara hanya menjadi produsen dari desain dan merek orang lain. Sehingga harapannya pemerintah bisa ikut memfasilitasi industri furnitur Jepara untuk mendukung branding dan desainnya.
“Sudah saatnya industri ini menjadi pemilik merk dengan design yang otentik (authentic). Jadi produksi untuk merek luar berjalan, tetapi memperkenalkan merek kita sendiri juga jalan,” terangnya.
Menurut pemilik yang memiliki nama lengkap Muhammad Haidar Zaqi Umar menjelaskan, diskriminasi perdagangan harus ditolak, dan hilirisasi industri tidak boleh dihalangi.
“Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara. Kita mampu mendesain, kita mampu memproduksi, kita mampu memberi merk, kita mampu memasarkan. Dari hulu ke hilir kita mampu melakukan,” sebut Umar.
Apalagi pemerintah juga sudah memberikan kemudahan bagi industri untuk mengurus perizinan dengan mudah yang bisa dilakukan secara online.
“Untuk perizinan saat ini sangat mudah bahkan pendaftaran merek HAKI juga hanya memakan biaya Rp500.000 - 1,5 juta. Banyak izin sekarang yang bisa dilakukan secara online,” jelasnya.
Sementara itu, pemilik usaha industri furnitur Hoii, Wahyu Susilo Adi mengaku bangga Indonesia menjadi lokasi KTT Asean. “Harapannya bisa memperkenalkan kembali ukiran dari Kabupaten Jepara,” tuturnya.
Ditambahkan, kegiatan internasional KTT Asean tersebut bisa membuka pasar baru yang dapat meningkatkan gairah pasar furnitur.
Selama ini perusahaan yang memproduksi beragam produk mebel itu telah masuk ke pasar ekspor di Taiwan. “Semoga KTT Asean bisa ini bisa membuka pasar baru ekspor untuk mebel ukir, bukan hanya mebel yang minimalis,” pungkasnya.