Jakarta, Gatra.com - Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, upaya simplifikasi proses bisnis, kolaborasi platform logistik, kemudahan pembayaran, dan penataan infrastruktur dalam menunjang pergerakan barang yang efisien, pemerintah telah menerapkan national logistic ecosystem (NLE).
Sinergi antarinstansi terkait pun dilakukan agar menjadi katalisator penerapan NLE yang saat ini sudah menjadi mandatory ataupun piloting di beberapa daerah di Indonesia.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar menjelaskan bahwa NLE merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang (flow of goods) dan dokumen internasional (flow of document) sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang. NLE berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta melalui pertukaran data, simplifikasi proses, serta penghapusan repitisi dan duplikasi.
Di wilayah Jawa Timur, Bea Cukai Tanjung Perak menggelar kegiatan coffee morning untuk menyosialisasikan penataan NLE kepada importir, eksportir, dan perusahaan pengangkut (31/08). Acara ini juga dihadiri Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), dan Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI).
Encep menjelaskan bahwa dalam sosialisasi tersebut disampaikan beberapa hal, seperti implementasi NLE di Pelabuhan Tanjung Perak dan mekanisme pembayaran pada sistem NLE.
“Saat ini, langkah nyata NLE di Bea Cukai Tanjung Perak yakni dengan adanya koordinasi melalui SSM-QC QC (Single Submission Quarantine Customs) guna menciptakan alur baru yang lebih efisien dan efektif guna melancarkan arus logistik,” katanya.
Sebelumnya (29/08), Bea Cukai Juanda bersama instansi pemerintah dan swasta di lingkungan Bandara Juanda juga melaksanakan rapat koordinasi guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses logistik udara. Rapat koordinasi ini membahas persiapan dan site visit implementasi piloting Single Submission (SSm) Pengangkut Udara di Bandara Internasional Juanda.
Perlu diketahui bahwa Bandara Juanda akan menjadi pilot project NLE dalam sektor kebandarudaraan. Sebuah komite atau tim percepatan NLE pun akan dibentuk di Bandara Juanda dengan tujuan mencapai implementasi penuh pada tahun 2023.
“Perlu dukungan dan kesepahaman antara berbagai kementerian dan lembaga (K/L) yang terlibat dalam persiapan pembentukan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT),” imbuh Encep.
Sementara itu di Ambon, Bea Cukai Ambon menggelar kegiatan asistensi dan uji coba SSM Pengangkut serta implementasi App Pelindo Satu dan Ceisa TPS online untuk autogate system di Mandiri University Karpan (29/08).
Dipandu oleh Kepala Kantor Bea Cukai Ambon, R. Teddy Laksmana, kegiatan ini dikuti oleh berbagai pihak terkait, antara lain KSOP Kelas 1 Ambon, LNSW, NLE, Direktorat IKC Bea Cukai, PT Pelindo Ambon, Bank Mandiri, BNI, Imigrasi Ambon, KKP Ambon, asosiasi ALFI/ILFA Ambon, PT Pertamina Trans Kontinental, PT Pelni, PT SPIL, PT Meratus Lines, PT Tanto Intim Lines, dan PT Temas Shipping.
Dalam kegiatan itu langsung dilakukan praktek dan uji coba seluruh aplikasi oleh pihak shipping lines dengan dipandu oleh KSOP, tim LNSW, Direktorat IKC, dan NLE. Pelaksanaan uji coba ini dilakukan agar proses penginputan dalam pengawasan dan jika ditemukan kendala dapat bisa segera didiskusikan dengan pihak yang berwenang.
“Semoga implementasi NLE berjalan dengan lancar dan efisien, serta dapat memberikan dampak positif bagi seluruh ekosistem logistik nasional,” pungkas Encep.
Situs web: www.beacukai.go.id
Facebook: https://www.facebook.com/beacukairi/
Twitter: https://twitter.com/beacukaiRI
Instagram: https://www.instagram.com/beacukaiRI/
Youtube : https://www.youtube.com/beacukaiRI