Jakarta, Gatra.com - Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni Batal batal melaporkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Bareskrim Polri.
Sahroni mengungkapkan batalnya laporan tersebut karena perintah dari ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Sebelum dia berniat membuat laporan ke Bareskrim Polri, namun terlebih dulu menerima telepon dari Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
"Kenapa saya akhirnya memilih secara pribadi mau melaporkan, tapi tadi saya dijalan menelepon ketua umum (Surya Paloh) bahwa saya akan melakukan pelaporan. Tapi pak Surya memerintahkan kepada saya untuk tidak boleh melaporkan yang bersangkutan (SBY)," kata Sahroni kepada wartawan di Bareskrim Polri, Senin (4/9).
Baca Juga: Ahmad Sahroni Batal Laporkan SBY ke Bareskrim Polri
Sebelumnya kata Sahroni, dia akan melaporkan SBY secara pribadi terkait ucapan SBY pada Jumat (25/8) yaitu Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan mendeklarasikan sebagai pasangan capres-cawapres pada awal bulan September.
Menurut Sahroni, pernyataan itu tidak benar, karena dia mengaku hadir pada saat pertemuan tersebut dan tidak ada disampaikan mengenai pernyataan soal deklarasi Capres-Cawapres bulan September.
"Terkait apa yang diucapkan pada tanggal 25 Agustus bahwasanya saya ada di dalam ruangan itu. Mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh pak SBY bahwa Anies AHY akan dideklarasikan awal September. Omongan itu saya katakan tidak ada," ucapnya.
Baca Juga: SBY Akui Anies Tak Sampaikan Apapun soal Prahara Duet dengan Cak Imin
"Tetapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka," sambungnya.
Sahroni mengatakan, selama 2 jam ia berada di dalam ruangan di kediaman SBY, namun hanya mendengar cerita tentang pengalaman SBY selama memulai proses sebagai Capres 2004 lalu.
Sahroni juga mengakui batal melaporkan SBY setelah menerima pesan singkat WhatsApp dari Anies yang meminta untuk tidak melaporkan SBY. Anies, kata Sahroni ingin fokus untuk rangkaian pemenangan Capres 2024.
Baca Juga: SBY Akui Bersyukur Isu Langkah Sepihak Anies dan Surya Paloh Terjadi Sekarang, Ini Alasannya
"Kebetulan tadi pak Anies juga WhatsApp saya, meminta juga yang sama, bahwa Pak Anies ingin fokus ke depan ini dalam rangkaian pemenangan strategi pemenangan Capres 2024," tutur Sahroni.
Sebelumnya, Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan mengaku mendapatkan banyak wejangan dan masukan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait strategi pemenangan pilpres, ketika bertemu beberapa hari lalu.
Menurut Anies, wejangan dan masukan SBY menjadi modal baginya dan koalisi untuk merumuskan langkah memenangi Pilpres 2024.
"Yang tadi dibahas, kami sudah membahas pada aspek strategi, langkah-langkah yang perlu kita antisipasi untuk kita kerjakan di bulan-bulan depan sampai dengan bulan Februari," ujar Anies seusia bertemu SBY di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/8).
Anies mengatakan pertemuan dengan SBY sangat bermanfaat karena pengalaman SBY telah memenangi dua kali Pilpres, yakni tahun 2004 dan 2009.
"Tadi Bapak SBY yang sudah memiliki pengalaman memenangi pilpres dua kali, memimpin pemerintahan 10 tahun memberikan kepada kita wisdom, knowledge, pengalaman yang amat kaya, yang tadi kami semua mencatat dengan sangat serius. Beliau juga memberikan kepada kita semua beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian terkait dengan kondisi terkini," ujarnya.
Anies mengatakan pertemuan dengan SBY berlangsung guyub dan mendalam. Menurutnya, rangkaian pertemuan dengan para pimpinan partai koalisi ini menunjukkan koalisinya solid.