Jakarta, Gatra.com – PSSI dan FIFA menilai peresmian Stadion Supersoccer Arena di Rendeng, Kudus, Jawa Tengah (Jateng), dan turnamen MilkLife Soccer Challenge sebagai ajang para pesepak bola putri merupakan langkah positif untuk menggerakan ekosistem sepak bola usia dini di Indonesia.
“Ini merupakan langkah yang tepat dalam upaya membangun ekosistem sepak bola putri di negara ini,” kata Simon Antoine Toselli, Director FIFA Women Football Asia, Simon Antoine Toselli, dalam keterangan pers, Senin (4/9).
Selain itu, kata Simon, pihaknya juga mengapresiasi Djarum Foundation yang telah menggulirkan MilkLife Soccer Challenge, turnamen sepak bola putri usia dini di level akar rumput.
“Pembangunan fasilitas seperti stadion dan juga penyelenggaraan kompetisi di level pemula ini merupakan langkah yang tepat dalam upaya membangun ekosistem sepak bola putri,” ujarnya.
Menurut Simon, sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk yang cukup besar, Indonesia seharusnya tidak sulit menemukan bibit-bibit berbakat yang akan memperkuat timnas sepak bola putri.
“Saya berharap, kegiatan ini bisa menimbulkan efek positif yang sangat besar dan membuka mata banyak pihak untuk bersama-sama mendukung pengembangan sepak bola putri,” katanya.
Simon menyampaikan, sangat tingginya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepak bola, membuat pihaknya sangat menantikan suatu saat Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia Wanita.
“Saya yakin dengan banyak kontribusi seperti yang dilakukan oleh Djarum Foundation, hal tersebut bisa terwujud,” kata Simon.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum II PSSI, Ratu Tisha Destria, menuturkan, upaya yang dilakukan Djarum Foundation menjadi dukungan positif bagi federasi guna memasyarakatkan sepak bola putri di Tanah Air.
“Upaya yang dilakukan Djarum Foundation dengan melakukan pembinaan yang sinergi dengan sekolah dan cakupan yang besar dengan satu tujuan mengenalkan sepak bola putri ini merupakan langkah yang sangat baik,” ujarnya.
Terlebih lagi, lanjut Tisha, pembinaan sepak bola level di putri pada usia dini, yakni U-15 hanya dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia. karena itu, PSSI mengharapkan hadirnya stadion khusus untuk membina pesepak bola putri usia dini ini melahirkan pemain-pemain hebat.
“Kita sama-sama berharap dari sini bisa lahir atlet sepak bola yang bisa membawa Indonesia berlaga di Piala Dunia Wanita,” kata Tisha.
Hadir dan diresmikannya Stadion Supersoccer Arena merupakan upaya Bakti Olahraga Djarum Foundation untuk memajukan sepak bola putri di Indonesia setelah sukses mengembangkan sektor bulu tangkis dan melahirkan pemain kelas dunia.
President Director Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono, meresmikan Stadion Supersoccer Arena pada akhir pekan kemarin. Stadion tersebut merupakan simbol untuk menggerakkan ekosistem sepak bola putri, khususnya pelajar di tingkat sekolah dasar yang kelak dapat melahirkan talenta-talenta berbakat dan mengharumkan nama bangsa di level dunia.
Victor mengatakan, tujuan utama dibangunnya Supersoccer Arena ialah menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap sepak bola putri dan juga memutar roda ekosistem olahraga tersebut di Tanah Air agar lebih berkembang.
Selain sepak bola putri, stadion tersebut juga digunakan untuk membina olahraga panahan dan atletik usia dini. Seperti halnya yang sudah dilakukan Djarum Foundation dan PB Djarum di dunia bulu tangkis, pihaknya berharap kelak akan lahir srikandi-srikandi sepak bola putri yang bisa mengharumkan Indonesia di panggung dunia.
“Supersoccer Arena didedikasikan oleh Djarum Foundation bagi pemassalan dan pengembangan sepak bola putri di Tanah Air khususnya di Kudus,” katanya.
Victor menyampaikan, pihaknya melihat bahwa ekosistem olahraga sepak bola putri memiliki potensi besar yang harus dikembangkan bersama-sama dengan seluruh stakeholder yang sangat mencintai olahraga ini demi satu gol utama, yakni mengantarkan Timnas Putri Indonesia ke level dunia.
“Tak hanya sepak bola putri, stadion ini juga mendukung berbagai cabang olahraga lainnya seperti nomor-nomor atletik dan panahan, yang tentunya bisa dipakai oleh generasi muda, termasuk atlet-atlet PB Djarum berlatih fisik,” ujar Victor.
Berdasarkan laporan yang dirilis FIFA pada tahun ini, timnas sepak bola putri Indonesia berada di peringkat 99 dunia dengan total pemain profesional berjumlah 994 atlet. Sementara Vietnam sebagai sebagai negara ASEAN dengan posisi tertinggi di ranking FIFA berada di posisi 33. Negeri Naga Biru tersebut memiliki total 355 atlet profesional di cabang olahraga sepak bola putri.
Karena itu, ini menegaskan, mulai sekarang merupakan waktunya Indonesia mencari bakat, mengasah kemampuan hingga memfasilitasi para atlet melalui kompetisi berjenjang sehingga kelak lahir srikandi-srikandi yang akan membela Indonesia di panggung dunia.
“Mari kita sama-sama berdoa, semoga dalam waktu yang tidak begitu lama lagi, Indonesia bisa tampil dan menjadi juara Piala Dunia Wanita,” kata Victor.
Supersoccer Arena mulai dibangun pada 23 Mei 2022 di atas tanah seluas ±35.326 m2 dengan luas bangunan ±8.002 m2. Stadion ini memiliki dua lapangan dengan rincian satu lapangan utama berukuran 68x105 meter untuk lapangan sepak bola dan lapangan pendukung dengan dimensi 30x60 meter yang digunakan bagi olahraga panahan dan mini soccer.
Di atas lapangan ‘ditanam‘ rumput sintetis mengikuti standar FIFA dengan tribun penonton berkapasitas 1.100 orang yang dilengkapi toilet bagi penyandang disabilitas.
Victor juga menyoriti pentingnya kompetisi sepak bola putri berjenjang. Ia menyampaikan, bersamaan dengan peresmian Supersoccer Arena juga diselenggarakan final MilkLife Soccer Challenge Batch 2.
Turnamen ini merupakan kompetisi lintas SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berasal dari Kudus, Jepara, Rembang, dan Pati. MilkLife Soccer Challenge Batch 2 digelar sejak 28 Agustus 2023 yang diikuti tak kurang dari 2.100 siswi dari 106 sekolah yang bertanding di dua kelompok usia yakni U-12 dan U-10.
“Pada partai final, SDUT Bumi Kartini Jepara keluar sebagai juara untuk kategori U-10, sementara kampiun U-12 diraih oleh SD 2 Rendeng, Kudus,” katanya.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan, penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge sejalan dengan upaya menumbuhkan minat dan mengasah bakat para siswi agar lebih mencintai sepak bola putri.
“Tentunya kami berharap, melalui turnamen ini dapat lahir bibit-bibit yang memiliki bakat mumpuni yang kelak bisa berjuang bagi Indonesia di panggung dunia,” ujarnya.
Di samping itu juga, kata Yoppy, semoga turnamen ini membantu roda ekosistem agar para stakeholder sepak bola bersama-sama bergerak memajukan sepak bola putri di Indonesia.
Setelah sukses diselenggarakan, MilkLife Soccer Challenge 2023 akan berlanjut ke batch 3 yang diagendakan bergulir pada akhir tahun di Supersoccer Arena, Kudus. Sementara itu, pada tahun 2024, MilkLife Soccer Challenge juga akan menggaet para talenta-talenta muda pesepak bola putri di kota Jawa Tengah lainnya, mulai dari Solo Raya, Semarang, hingga D.I Yogyakarta.
Selain penyelenggaraan MIlkLife Soccer Challenge, peresmian Supersoccer Arena juga dimeriahkan dengan exhibition match yang mempertemukan Persis Women vs Persib Women. Pertandingan seru dan menegangkan yang berlangsung selama 2x20 menit tersebut dimenangkan oleh Persis Solo Women 2-0 dan berhak meraih hadiah sebesar Rp30 juta.
Peresmian Stadion Supersoccer Arena tersebut dihadiri oleh Bupati Kudus H M Hartopo, Wakil Ketua Umum II PSSI Ratu Tisha Destria, Vice President AFC Maaike Ira Puspita, Director FIFA Women Football Asia Simon Antoine Toselli, CEO Persib Bandung Yoyo S. Adireja, serta sejumlah pimpinan klub sepak bola papan atas di Tanah Air.