Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ada triliunan peluang devisa yang hilang karena layanan kesehatan Indonesia kalah dari negara tetangga. Berdasarkan data yang ada, sekitar 2 juta masyarakat Indonesia setiap tahunnya pergi berobat ke luar negeri.
"Warga Negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri ini jumlah yang sangat besar sehingga peluang devisa sebanyak Rp97 triliun per tahun," ucap Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dalam acara Forum Kesehatan Indonesia yang diadakan secara daring melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Minggu (3/9/2023).
Dalam acara yang bertajuk "Membangun Layanan Kesehatan Kelas Dunia untuk Indonesia Maju", pria yang akrab dipanggil Tiko ini mengatakan, tujuan masyarakat Indonesia ke luar negeri bukan hanya untuk layanan kesehatan kronis, tetapi juga screening, terapi, bahkan untuk kebutuhan estetik. Beberapa negara yang menjadi langganan adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
"Peluang devisa tersebut apabila dimanfaatkan oleh Indonesia justru dapat meningkatkan kesejahteraan bersama, baik bagi dunia kesehatan maupun untuk pariwisata Indonesia," kata Tiko.
Sebelum bisa mencapai tujuan tersebut, Tiko mengatakan, ekosistem layanan kesehatan Indonesia harus dibenahi. Tenaga medis yang ada juga perlu ditingkatkan kompetensi agar sesuai dengan standar global.
"Untuk itu, pemerintah Indonesia melakukan inisiatif pertama untuk mengembangkan wilayah dengan tujuan medical awareness melalui orientasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali," jelas Tiko.
Lokasi KEK Kesehatan ini akan menjadi platform pengembangan layanan medis dan kesehatan yang terintegrasi sekaligus didukung dengan peralatan dan teknologi kesehatan kelas dunia yang paling mutakhir. Lokasi ini juga akan menjadi hub kerja sama antara Indonesia dengan mitra dari luar negeri.