Jakarta, Gatra.com - Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut, sejumlah rekannya telah memberikan peringatan kepada SBY untuk tidak terlalu percaya pada salah seorang rekan koalisi Partai Demokrat. Meski demikian, SBY tak menyebut sosok yang dimaksud secara gamblang.
"Sebenarnya, beberapa teman sudah mengingatkan saya, agak lama. Dari kalangan kader Demokrat maupun dari luar Demokrat. Begini, 'Pak SBY, Pak SBY benar-benar percaya kepada orang itu atau kepada orang-orang itu?'," kata SBY ketika memimpin rapat MTP Demokrat usai prahara langkah sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk menduetkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, di Puri Cikeas, Bogor, pada Jumat (1/9).
SBY menyatakan, ketika itu ia hanya menjawab pertanyaan dari rekan-rekannya dengan prasangka yang baik. Presiden RI ke-6 itu pun menjawab bahwa dirinya percaya pada rekan-rekan koalisi Partai Demokrat.
"Teman itu mengatakan, 'Ya silakan saja dilihat nanti. Yang penting saya sudah mengingatkan'," imbuhnya.
SBY kemudian menyatakan, keputusan sepihak yang disebutnya sebagai keputusan gelap itu rupanya telah menandakan bahwa sinyal yang rekan-rekannya berikan itu benar adanya. Terlebih, keputusan itu memang diambil tanpa mengindahkan kesepakatan yang sebelumnya telah diteken.
"Anggaplah, kita salah kali ini, tetapi kita belajar. Mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan, dan mudah-mudahan dengan izin Allah dan ikhtiar kita, kita juga tidak kalah nantinya," pungkas SBY.
Sebagaimana diketahui, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sekaligus Aggota Tim 8 Teuku Riefky Harsya menyatakan bahwa langkah sepihak yang diambil Surya Paloh itu baru didengarnya dari Juru Bicara Anies Sudirman Said, pada Kamis (30/8). Informasi yang didapatkan oleh Partai Demokrat itu mengungkapkan bahwa Partai NasDem telah menyepakati kerja sama politik dengan PKB untuk mengusung pasangan calon Anies-Cak Imin.
Teuku Riefky menyebut, keputusan yang diambil Surya Paloh itu sma sekali tidak diketahui oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan rekan sekoalisi NasDem dalam Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP). Menurutnya, justru Anies telah memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya sejak Juni 2023.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol, juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," ujar Teuku Riefky dalam pernyataannya, pada Kamis (31/8).