Home Pendidikan Jokowi Apresiasi SMKN Gratis Program Ganjar, Terapkan di Porvinsi Lain

Jokowi Apresiasi SMKN Gratis Program Ganjar, Terapkan di Porvinsi Lain

Jakarta, Gatra.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi program sekolah gratis SMKN Jawa Tengah (Jateng) yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo. Sekolah kejuruan tersebut bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

“Ini saya kira sebuah inisiatif yang sangat bagus dari Pak Gubernur Jawa Tengah. Dulunya ini BLK [Balai Latihan Kerja], kemudian digeser menjadi SMK yang khusus untuk keluarga-keluarga yang tidak mampu,” kata Jokowi dalam keterangan dikutip pada Jumat (31/8).

Jokowi menyampaikan apresiasi tersebut saat mengunjungi SMKN Jateng, didampingi Ganjar dan sang istri Siti Atikoh Supriyanti di Jalan Brotojoyo Nomor 1, Kota Semarang, Jateng, pada medio pekan ini.

Dalam kunjungannya itu, Jokowi mengecek sarana dan prasarana di gedung SMKN Jateng Semarang, seperti ruang kelas, praktik, hingga peralatan penunjang belajar.

Jokowi memuji Ganjar karena berhasil memfasilitasi sarana prasarana lengkap dan canggih di SMK ini. Jokowi menyebut SMKN Jateng jauh lebih baik dibanding SMK di provinsi-provinsi lain.

“Kalau saya melihat SMK di provinsi yang lain, ini juga jauh lebih bagus. Mesin-mesinnya, sampai ke CNC [Computer Numerical Control], semua mesin dasar, sampai CNC semuanya ada,” ujarnya.

Terlebih lagi, SMK ini juga bekerja sama dengan banyak perusahaan, sehingga tenaga kerja lulusannya bisa diserap lewat ‘link and match industri’. Di samping itu, ada juga fasilitas beasiswa yang memungkinkan lulusannya belajar di luar negeri.

“Kemudian me-link-kan dengan industri, di sini juga sudah di-link-kan dengan industri. Tadi juga ada kursus bahasa Jepang untuk mendapatkan beasiswa Takamaya Collage di Jepang,” katanya.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, kehadiran SMKN Jateng ini mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada di Indonesia. Jokowi optimistis program pendidikan kejuruan gratis ini bisa diperluas ke provinsi lain.

“Ini nanti saya akan perintah Mendikbud untuk datang ke sini, dievaluasi lagi, dan bisa diperluas di provinsi yang lain untuk keluarga yang tidak mampu. Nanti, biar mendikbud bisa ke sini. Kalau menurut saya bisa [dibawa ke nasional]. Mendikbud biar bisa ke SMKN di Semarang ini, baru kita putuskan. Saya melihat bagus,” ujarnya.

Sementara itu, Ganjar mengatakan bahwa SMKN Jateng merupakan satu-satunya sekolah yang berdiri di bekas gedung BLK sehingga lulusannya bisa praktis bekerja di industri sebagai tulang punggung keluarga yang kurang mampu.

“Beliau [Jokowi] sampaikan bisa tidak ini ditambah, bisa. Kalau ini ditambah dengan kapasitas seperti itu, sebenarnya lebih banyak dari keluarga tidak mampu bisa sekolah lagi di SMK,” kata Ganjar.

Ia menjelaskan, untuk mewujudkan program ini investasi awalnya sampai tiga tahun. Pada tahun ke empat, sebenarnya siswa sudah bisa menuai dan menjadi tulang punggung keluarganya.

“Mohon maaf, karena dari keluarga tidak mampu, maka angka kemiskinan bisa kita tekan kita sistematis dan mulai dari pendidikan,” katanya.

SMKN Jateng yang terletak di Semarang ini memiliki lima jurusan, yakni Teknik Konstruksi dan Perumahan, Teknik Pemesinan, Teknik Elektronika Industri, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

Ganjar telah membangun tiga SMKN Jateng. Selain di Semarang, sekolah tersebut hadir juga di Pati dan Purbalingga. Sejak dirintis di 2014, SMKN Jateng telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Lulusan terdiri dari 3 SMKN Jateng, yakni SMKN Jateng Semarang 825 lulusan, SMKN Jateng Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Jateng Purbalingga.

Tahun ini, SMKN Jateng meluluskan 258 siswa di angkatan ke-7 dari tiga kampus. Sebanyak 70% lulusan sudah terserap di dunia kerja. Adapun rincian lengkapnya 113 lulusan diterima kerja, 22 lulusan diterima kuliah, 35 lulusan ikut kursus bahasa Jepang untuk kerja dan kuliah ke Jepang, 10 lulusan ikut kursus bahasa Jerman.

Tak berhenti dengan 3 sekolah, Ganjar menambah 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten untuk menampung siswa unggul dari keluarga miskin. Sebanyak 15 sekolah ini dinamakan SMK Semi Boarding karena 30 siswa yang lolos seleksi masih belajar dengan siswa reguler meskipun mereka tinggal di asrama.

Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.

77