Purworejo, Gatra.com- Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, memasuki tahap kampanye. Para calon Kades diberi waktu kampanye mulai tanggal 29 Agustus hingga 31 Agustus. Setelah itu memasuki masa tenang hingga tanggal 5 September 2023. Pencoblosan atau pemungutan suara dilaksanakan serentak tanggal 6 September 2023.
Salah satu desa yang mengikuti Pilkades yaitu Desa Brondong, Kecamatan Bruno. Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Brondong, Sudirman menjelaskan bahwa, kampanye dilakukan dengan pemasangan gambar dan atribut kampanye lainnya. "Pemasangan gambar dan atribut selama masa kampanye. Setelah masa kampanye selesai, tanggal 1 September gambar dan atribut calon Kades harus dibersihkan," kata Sudirman saat ditemui di Kantor Desa Brondong, Selasa (30/8).
Ada empat orang calon yang akan bertarung memperebutkan posisi sebagai Kepala Desa Brondong, Kades petahana, Tarmuji kembali mencalonkan diri. "Sebelumnya ada lima orang yang mendaftar, namun satu orang bakal calon kades tidak memenuhi syarat sehingga tidak bisa menjadi calon kades. Dari keempat calon, belum ada satu pun yang mengajukan ijin untuk melakukan kampanye terbuka mengumpulkan warga," tutur Sudirman.
Keempat calon Kades sepakat untuk menggunakan lambang palawija di kartu suara. Nomor urut 1 gambar padi, nomor urut 2 gambar ketela, nomor 3 gambar jagung dan nomor 4 gambar kelapa. Jumlah pemilih di Desa Brondong adalah 2.863 orang.
Kades petahana, Tarmuji (52), saat ditemui mengatakan, melakukan kampanye dengan memasang alat peraga dan atribut kampanye lainnya. "Saya juga meminta doa restu kepada warga, tidak mengumpulkan massa (kampanye terbuka). Saya mencalonkan diri lagi karena ada program dan keinginan yang belum tuntas, ingin membangun beberapa ruas jalan lagi," kata Tarmuji yang pada periode pertama diusung oleh warga untuk menjadi Kades.
Selama menjabat, Tarmuji rela merogoh kocek ratusan juta Rupiah untuk membuka akses jalan desa agar para petani bisa mempersingkat rute. Ia juga bisa mendamaikan warga Desa Brondong dan Desa Kambangan yang selama 11 tahun berseteru.
Perseteruan itu dipicu oleh pembunuhan seorang warga Desa Kambangan yang diduga dilakukan oleh warga Desa Brondong. Namun hingga kini, kasus tersebut belum terungkap. Bahkan warga kedua desa melakukan kerja bakti bersama-sama untuk membuka lagi akses jalan penghubung yang belasan tahun mati (tak dilewati).
"Saya punya niat ingin membuat jalan antar desa dari Dusun Kamijaran Desa Brondong hingga Dusun Ngabean Kulon Desa Pakis Arum, Kemudian dari Dusun Srigen Desa Brondong ke Dusun Kajoran Desa Gowong. Jalan-jalan itu nantinya akan menjadikan akses perekenomian (dagang, pertanian) lebih dekat, tak perlu memutar," papar Tarmuji yang namanya memiliki arti lahor saat ayahnya mendaftar haji.
Ia melanjutkan, selalu mengingat pesan dari almarhum orang tuanya agar jangan hanya mengumpulkan harta untuk keluarga. Tapi yang paling penting adalah meninggalkan warisan bagi warga dan desanya.
"Kalau saya meninggalkan warisan, kenang-kenangan pembangunan di desa, sampai kapan pun warga akan mengingat," pungkasnya