New York, Gatra.com - Wali Kota New York, Eric Adams secara resmi membebaskan masjid untuk mengumandangkan Azan secara terbuka ke publik, sebagaimana pedoman yang dikeluarkan pada Selasa (29/8).
Menurutnya, kebijakan itu harus menumbuhkan semangat inklusivitas.
Berdasarkan aturan baru, kata Adams, masjid tidak memerlukan lagi izin khusus untuk mengumandangkan azan, pada hari Jumat dan saat matahari terbenam selama bulan suci Ramadan. Jumat merupakan hari suci umat Islam, dan biasanya azan pertanda umat Islam berbuka puasa, saat matahari terbenam pada bulan Ramadan.
“Biro Urusan Masyarakat di departemen kepolisian akan bekerja sama dengan masjid-masjid untuk mengkomunikasikan pedoman baru tersebut, dan memastikan bahwa perangkat yang digunakan untuk menyiarkan azan diatur pada tingkat desibel yang sesuai,” kata Adams, dikutip The Associated Press, Rabu (30/8).
“Sudah terlalu lama, ada perasaan bahwa komunitas kita tidak diperbolehkan mengumandangkan azan,” kata Adams.
“Hari ini, kami memotong birokrasi dan menyatakan dengan jelas bahwa masjid dan rumah ibadah bebas mengumandangkan azan pada hari Jumat, dan selama Ramadhan tanpa memerlukan izin,” tambahnya.
“Warga Muslim New York tidak akan hidup dalam bayang-bayang impian Amerika, ketika saya menjadi walikota kota New York,” kata Adams didampingi para pemimpin Muslim pada konferensi pers di Balai Kota.
Azan adalah panggilan untuk melaksanakan ibadah salat yang akrab di negara-negara mayoritas Muslim, namun jarang terdengar di Amerika Serikat.
Para pejabat di Minneapolis “menjadi berita” tahun lalu ketika mereka mengizinkan masjid-masjid menyiarkan azan secara terbuka ke publik.
Azan merupakan panggilan Allah itu Maha Besar dan menyatakan Nabi Muhammad sebagai utusannya. Peraturan tersebut menganjurkan laki-laki – perempuan tidak diharuskan – untuk pergi ke masjid terdekat, dalam lima kali sehari untuk melaksanakan salat, yang merupakan salah satu dari Lima Rukun Islam.
Somaia Ferozi, kepala Sekolah Islam Ideal di Queens, mengatakan peraturan baru Kota New York “mengirimkan” pesan positif kepada siswanya.
“Anak-anak kami diingatkan akan siapa diri mereka ketika mendengar adzan,” kata Ferozi yang menghadiri konferensi pers Adams.
“Mendapatkan gaung seperti itu di lingkungan Kota New York akan membuat mereka merasa menjadi bagian dari komunitas yang mengakui mereka,” tambahnya.
Adams, politisi Demokrat, memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin agama dari berbagai tradisi dan telah mempromosikan peran agama dalam kehidupan publik.
Sikapnya kadang-kadang membuat khawatir kelompok libertarian sipil, dengan mengatakan dia tidak percaya pada pemisahan gereja dan negara.
“Negara adalah tubuh. Gereja adalah jantungnya,” kata Adams pada acara sarapan antaragama awal tahun ini. “Jika jantung dikeluarkan dari tubuh, maka tubuh akan mati,” tambahnya.
Seorang juru bicara Wali Kota mengatakan pada saat itu bahwa Adams mengungkapkan maksudnya yakni iman, dapat memandu tindakannya.