Jakarta, Gatra.com - Pemerataan akses internet masih menjadi tantangan besar yang ada di Indonesia. Belum lagi, polemik kasus dugaan korupsi Base Transceiver Station (BTS) pun menambah panjang langkah pemerataan akses internet.
Meskipun begitu, masyarakat, khususnya masyarakat daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), masih berharap adanya upaya pemerataan yang dilakukan. Ketua Yayasan Internet Indonesia (YII) Jamalul Izza, pun menyebut pembangunan infrastruktur menjadi satu-satunya jawaban atas pemerataan internet.
“Pembangunan infrastruktur tersebut memegang peran penting dalam percepatan beberapa sektor utama seperti pendidikan, kesehatan, dan perekonomian,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (29/8).
Menurut Jamal, apabila pembangunan BTS dapat diselesaikan sesuai rencana, maka problematika layanan ketersediaan sinyal pun akan teratasi. Tak pelak, ia pun berharap proyek ini diteruskan dengan pengawasan yang lebih baik.
“Karena jika proyek ini berhenti, maka yang akan sangat dirugikan adalah masyarakat yang berada di daerah 3T karena tidak mendapat akses internet,” jelasnya.
Jamal juga menyebut, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bahkan telah meminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi untuk mengutamakan penyelesaian proyek pembangunan BTS yang tengah dilakukan oleh Kementerian Kominfo.
Ada dua pekerjaan tumah yang harus segera dilakukan oleh Menkominfo bersama Dirut Bakti Kementerian Kominfo yang baru yakni gerak cepat karena target tahun ini seluruh BTS harus selesai dan menjaga governance.
“Supaya sesuai dengan tata kelola yang baik,” tuturnya.
Sementara itu, Mantan Direktur Jnderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo Bambang Heru Tjahjono mengatakan ekosistem ICT harus benar-benar bisa dimanfaatkan sebesar besarnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah 3T, baik dari sisi peningkatan layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun untuk penanggulangan kebencanaan.
"Teknologi ini dibutuhkan sebagai dukungan bagi kemudahan dan pertumbuhan talenta digital dan produktivitas konten digital di daerah 3T," tambah Bambang Heru yang juga menjabat sebagai INDiST Co-Founders.