Home Lingkungan OXYTANE Jadi Solusi Mengatasi Polusi Jakarta

OXYTANE Jadi Solusi Mengatasi Polusi Jakarta

Jakarta, Gatra.com - Belum lama ini Jakarta dinobatkan sebagai kota menempati peringkat ketiga dengan kualitas udara terburuk di dunia versi IQAir. Penyumbang terbesar polusi udara ini adalah kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, yang diperkirakan masih sangat dominan 10 – 20 tahun ke depan.

Berangkat dari fakta tersebut, dimulailah proyek percontohan “Birukan Langit Jakarta” telah dimulai di Jakarta Utara, sejak Senin, 28 Agustus 2023. Kegiatan ini diisiasi Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim.

PT Oxytane Mitra Indonesia dan didukung PT Terminal Inti Samudera, melakukan uji emisi sekaligus ujicoba Oxytane pada sejumlah kendaraan bermotor. 

Wali kota mengatakan Oxytane International (UK) terjun langsung dalam uji emisi dan memeriksa 485 kendaraan sebelum, maupun sesudah diberi larutan Oxytane. 

Baca Juga: Polusi udara Jakarta, Pengamat Kesehatan Ingatkan Hal ini

“Larutan ini hanya membutuhkan 1cc per 1 liter bahan bakar bensin maupun solar,” katanya, Selasa (29/8).

Oxytane sendiri telah teruji di sejumlah negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan menjangkau Amerika.

Sejumlah kendaraan diketahui tidak lulus uji di awal. Setelah beberapa jam operasional, kendaraan tersebut kembali ke tempat uji dan dilakukan pengetesan pasca penambahan Oxytane pada tangki bahan bakar. 

“Hasilnya semua lulus uji, bahkan yang susah lulus pun merasakan perbedaan setelah menggunakan produk tersebut, bau asap berkurang serta mesin lebih ringan, sebagai indikasi bahwa emisi karbon dari kendaraan tersebut pun dipastikan berkurang signifikan,” kata Wali Kota.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Semprot Air ke Jalan Setop Polusi Udara Jakarta

Wali Kota menambahkan bahwa program ini akan terus berlanjut dan diharapkan dapat diadopsi oleh Pemerintah Provinsi maupun sejumlah kota-kota besar, selain diterapkan di lingkungan pabrik di kawasan industri, pertambangan, perkapalan dan lainnya. Bahkan sangat diharapkan pula dapat menjadi pertimbangan pihak Pertamina untuk menjadi solusi penyediaan bahan bakar rendah emisi yang lebih ekonomis.

“Langit biru Indonesia di khatulistiwa harus menjadi pelopor menapaki jalan lanjang menuju Net Zero,” katanya.

631