Cilegon, Gatra.com – Sempat absen di beberapa Pemilhan Umum sebelumnya, Partai Buruh kembali muncul sebagai peserta Pemilu 2024. Partai yang berdiri tahun 1998 itu mendapat nomor urut 6.
Di kota-kota Industri, Partai Buruh memiliki kans meraup suara lebih banyak dibandingkan kota lainnya. Di Cilegon misalnya, memiliki puluhan ribu buruh yang bekerja di perusahaan asing dan lokal. Mereka menjadi target suara Partai Buruh di Kota Baja tersebut.
“Itu belum ikut istrinya dikali dua saja sudah berapa itu. Belum lagi saudara-saudaranya,” Sekretaris Exco Partai Buruh Kota Cilegon, Eko Purwanto.
Menurut Eko, sasaran konstituen Partai Buruh di Cilegon sudah ada. Pihaknya akan bekerja sama dengan federasi dan serikat buruh untuk memenangkan Partai Buruh di Cilegon. Selain buruh, Partai Buruh Cilegon juga akan menyasar kelas menengah yang ada di Cilegon.
“Kalau kita marketnya sudah jelas. Partai buruh itu ada federasi serikat. Ada buruh-buruh di setiap Perusahaan. Ada ojek online. Ada guru honorer. Itu massa kita. Jadi enak, terstruktur,” ujarnya.
Karena itu, kata Eko, para Calon Legislatif partai Buruh di Cilegon, tidak terlalu heboh memasang baleho-baleho di jalan-jalan. “Kalau mereka (Caleg partai lain) kenapa pasang baleho, karena mereka nggak punya market,” ujarnya.
Di kota Cilegon, ada 37 Caleg yang diusung Partai Buruh. Ke 37 caleg tersebut sudah lolos Daftar Calon Sementara (DCS) di Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Malah partai lain, calegnya ada yang nggak lolos DCS karena TMS (Tidak Memenuhi Syarat),” ujarnya.
Partai Buruh Cilegon mentargetkan 7 kursi dari 37 Caleg yang diusung. Dengan rincian, Dapil 1 (Kecamatan Jombang dan Purwakarta) sebanyak 2 kursi, Dapil 2 (Kecamatan Cilegon dan Cibeber) sebanyak 2 kursi.
Lalu di Dapil 3 (Kecamatan Ciwandan dan Citangkil) sebanyak 2 kursi dan Dapil 4 (Kecamatan Grogol dan Pulomerak) sebanyak 1 kursi. “Kita manfaatkan market yang ada. Partai lain pakai duit, kita gerilya. Kita nggak punya duit,” ujarnya.
Eko mengklaim bahwa Partai Buruh Cilegon tidak memiliki donatur yang kuat untuk mendukung kegiatan kampanye. Menurutnya, kegiatan kampanye didanai oleh iuran anggota dan dana pribadi Caleg. “Malah kalau kita kampanye, kita nggak keluar uang. Malah teman-teman buruh yang fasilitasi,” ujarnya.
Menurut Eko, hal ini wajar. Pasalnya, Partai Buruh mengusung perubahan di isu-isu ketenagakerjaan dalam kampanyenya. Misalnya isu penghapusan UU Cipta Kerja yang dianggap merugikan buruh. Kemudian ada isu peningkatan upah layak pekerja, isu outsourching hingga jaminan dan hak pensiun pekerja.
Eko meyakini, isu-isu tersebut adalah persoalan mendasar para buruh saat ini. “Itu isu konkrit yang akan kita perjuangkan. Karena misalnya UU Cipta Kerja, itu bisa kita patahkan dengan Perda (Peraturan Daerah), jika kita nanti duduk di legislatif,” katanya.
Sekretaris Umum SPL-FSPMI ini juga akan melibatkan lintas serikat pekerja yang ada di Cilegon untuk memastikan Parta Buruh tidak dicurangi di Pileg nanti. Eko juga memastikan, bahwa caleg-caleg dari Partai Buruh tidak akan melakukan politik uang untuk meraup suara.
“Kami tidak punya duit untuk menang. Tapi kami punya niat untuk memperbaiki kehidupan buruh dan kelas menengah di Cilegon. Mudah-mudahan di Cilegon, bisa menghadirkan perwakilan di dewan dari Partai Buruh,” ujar Eko.