Bantul, Gatra.com - Para penari di Kabupaten Bantul berupaya memecahkan rekor nasional di Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk jumlah penari terbanyak dalam pementasan Tari Montro, Sabtu (26/7) pagi. Lebih dari 10 ribu siswi tingkat menengah atas menari bersama di Pantai Parangtritis.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyebut persiapan pentas besar ini dilakukan sejak sebulan lalu. "Hari ini sebanyak 10 ribu siswi tingkat SMA/SMK dan MA menari bersama Tari Montro modifikasi yang digubah Akademi Kesenian Negeri (AKN)," kata Kwintarto.
Tari Montro merupakan tari asli Bantul yang pertama kali dipentaskan di Kauman, Kecamatan Pleret. Tari ini diciptakan Kanjeng Pangeran Yudhonegoro atau menantu dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Tari Montro juga ditetapkan Kemendikbud Ristek sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Menurutnya, tari ini berisi wejangan agar manusia terus beribadah ke Tuhan dan memelihara lingkungan. "Tujuan pentas ini untuk membangun karakter anak-anak, pengenalan pariwisata, dan upaya melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak zaman dulu,” jelasnya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan pementasan kolosal ini akan menjadi penanda Bantul sebagai kota pusat seni dunia. "Selain memecahka rekor Indonesia dengan penari terbanyak, pentas ini juga menjadikan Bantul masuk dalam jaringan kota kreatif dunia," ucapnya.
Menurut Halim, Bantul telah memiliki infrastruktur pendukung seni, industri kerajinan, dan ekonomi kreatif memadai melalui adanya lembaga pendidikan seni, sekolah-sekolah, dan ribuan sanggar seni.
"Kepada siswi-siswi yang hari ini hadir, pemecahan rekor ini atas kerja keras kalian. Saya mengapresiasi seluruh kepala sekolah dan guru-guru seni," kata Halim.
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, mengatakan langkah Pemkab Bantul ini merupakan upaya melestarikan seni kebudayaan dan berpotensi besar menjadi sajian unggulan pariwisata. "Kita mencatat tari yang dipentaskan dari 08.55 sampai 09.00 WIB memecahkan rekor MURI," tuturnya.