Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong hadirnya penyelarasan antara kompetensi pendidikan vokasi dan kebutuhan industri. Salah satu strategi yang dikedepankan yakni dengan mendorong skema sertifikasi okupasi.
Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Uuf Brajawidagda, kolaborasi yang hadir Kementerian/Lembaga dan pihak DUDI yang diwakili KADIN Indonesia berperan penting dalam menghasilkan skema sertifikasi tersebut.
“Nantinya, skema atau pemetaan ini akan segera digunakan pada satuan pendidikan vokasi,” kata Uuf dalam kegiatan peluncuran skema sertifikasi okupasi di Kantor Kemendikbudristek, Jumat (25/8).
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 197 skema sertifikasi okupasi disahkan dan siap digunakan di satuan pendidikan vokasi. Jumlah tersebut dengan rincian 25 skema sertifikasi okupasi bidang konstruksi untuk SMK, 40 skema sertifikasi okupasi bidang konstruksi untuk Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Selanjutnya, sebanyak 132 skema sertifikasi okupasi untuk SMK bidang teknologi dan rekayasa, pariwisata, ekonomi kreatif, bisnis dan manajemen, kesehatan dan pekerjaan sosial, teknologi informasi dan komunikasi, serta energi dan pertambangan.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, skema sertifikasi okupasi ini juga menjadi salah satu langkah strategis dalam mencapai penjaminan mutu pendidikan vokasi. Supaya nantinya, lulusan yang dihasilkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga kompetensi praktis yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
“Hal ini juga sesuai dengan arahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2022,” tutur dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Adi Mahfudz Wuhadji, pembangunan pendidikan vokasi juga harap tidak hanya berhenti di tataran skema atau konsep, tapi menjadi perilaku. Sehingga, dirinya pun mengapresiasi upaya kemendikbudristek untuk menyelaraskan pendidikan vokasi ini sesuai dengan kebutuhan Kadin Indonesia hingga daerah.
“Karena selama ini kesannya jalan sendiri, makanya kita sambut baik kolaborasi ini,” paparnya.