Surabaya, Gatra.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentiingnya sistem kerja sinergi dan kolaborasi kepada seluruh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut menurutnya guna mewujudkan birokrasi yang kompetitif dan berprestasi menuju Indonesia Emas 2045.
"Sekali lagi saya tekankan, sinergi dan kolaborasi. Mudah-mudahan tambahan 3.525 PPPK ini menambah penguatan di semua sektor terutama pendidikan dan kesehatan yang mendapat formasi cukup besar," terang Gubernur Jatim saat menyerahkan 3.535 Surat Keputusan (SK) PPPK yang digelar di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (21/08/2023). Para penerima SK merupakan PPPK yang berhasil lolos seleksi tahun 2022 lalu.
Gubernur Khofifah menjelaskan, di tengah era disrupsi sekarang ini, masalah pemerintahan terjadi di lintas sektor dan lintas disiplin. Sehingga, saat ini bukan saat yang tepat untuk menguatkan sinergi dan kolaborasi.
"Tidak ada lagi ego sektoral, ego dinas, ego ilmu maupun kepakaran. Semua harus siap bersinergi dan berkolaborasi," tegasnya.
Khofifah menambahkan, kapasitas kompetensi serta kemampuan ASN dalam beradaptasi menjadi sangat penting. Sebab, masalah tidak dapat diselesaikan dengan satu dinas, satu profesi dan satu sektor melainkan kolaborasi multi sektor.
"Kolaborasi perlu kita lakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara inklusif," imbuhnya.
Kerja kolaborasi dan sinergitas ini, lanjut Khofifah telah dibuktikan dengan sederet prestasi yang didapatkan Pemprov Jatim. Baik di bidang ekonomi, pendidikan, investasi, hingga bidang pertanian dan perikanan. Meski begitu, dirinya mengingatkan keberhasilan ini bukan kerja satu orang melainkan kerja seluruh pihak baik vertikal maupun horisontal.
"Semoga PPPK yang baru diangkat ini menjadi suntikan semangat baru bagi Pemprov Jatim untuk mewujudkan birokrasi yang berdaya saing dan berprestasi menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
Sementara itu, dijelaskan Khofifah, jumlah formasi rekrutmen PPPK tahun 2022 yang dibutuhkan sebanyak 3.811 orang. Rinciannya terdiri dari tenaga kesehatan sebanyak 919 formasi, tenaga pendidikan 2.450 formasi dan tenaga teknis 442 formasi.
Dari kebutuhan formasi tersebut, kata Khofifah, yang terisi 3.525 orang dengan rincian 857 tenaga kesehatan, 260 tenaga teknis, dan 2.408 tenaga pendidik. Dengan demikian, formasi yang belum terisi sejumlah 286 orang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) nomor 571 tahun 2023 dalam pemenuhan kebutuhan formasi yang kosong dan percepatan penyelesaian THK II dan Non ASN dengan prioritas, peserta eks THK II yang terdaftar dalam pangkalan data (database) BKN.
"Jika masih terdapat formasi yang kosong, maka akan diisi peserta non ASN (selain eks THK-II) yang memiliki riwayat kerja terakhir di instansi pemerintah yang dilamar saat pendaftaran PPPK Teknis 2022 dan sudah diverval oleh instansi," katanya.
Saat ini, Khofifah menyebut jumlah pegawai Pemprov Jatim sejumlah 77.930 orang yang terdiri dari CPNS 18 orang, PNS 42.018 orang dan PPPK 13.073 orang. Sedangkan pegawai Non ASN sejumlah 22.821 orang.
Jika diklasifikasikan berdasarkan generasi, jumlah pegawai yang masuk generasi milenial di Pemerintah Provinsi Jawa Timur sejumlah 32% atau sebesar 17.620 orang.
Dari jumlah tersebut, pegawai PPPK yang berasal dari generasi milenial tidak sekadar mewujudkan birokrasi kompetitif dan berprestasi, melainkan turut memiliki andil mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Bila kita bisa mengelola generasi milenial dengan baik, kita yakin bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menjadi Pemprov yang kompetitif dan berprestasi serta ikut andil menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
"Saya meyakini bahwa memahami karakteristik generasi milenial memiliki potensi dahsyat pada peningkatan kinerja para Kepala Perangkat Daerah," katanya.
Lebih lanjut, manajemen SDM juga harus berubah. Tidak hanya fokus untuk mencukupi kebutuhan pegawai dari sisi jumlah saja, namun juga harus menitikberatkan kecukupan dari sisi kompetensi.
"Sekali lagi selamat bagi anda semua yang berhasil lolos seleksi PPPK Formasi Tahun 2022, anda orang-orang terbaik dan terpilih untuk menjadi abdi negara dan abdi masyarakat. Serta garda terdepan pelayanan kepada masyarakat, perekat persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Novita (36) salah satu penerima SK PPPK asal Probolinggo menyampaikan perasaan bahagia lantaran telah menunggu momen ini selama hampir 2 tahun setelah lolos CAT di tahun 2021. Ia bersyukur akhirnya menerima SK PPPK dari Gubernur Khofifah setelah 11 tahun mengabdi di SMK Negeri 1 Gending Kab. Probolinggo.
"Terimakasih banyak Ibu Gubernur, sudah memberi kesempatan istimewa ini kepada kami, Semoga provinsi Jawa Timur semakin Jaya," kata Novita.
Hal senada disampaikan Rio Sabri Nauval Samudra (42). Ia mengaku bersyukur dan bangga menerima SK PPPK yang selama ini di idam-idamkan sebagian besar pegawai honorer. Sebelumnya ia bekerja di Dinas Sosial Jatim sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) selama 14 tahun.
"Sangat senang sekali, mudah-mudahan ini menjadi pijakan awal untuk lebih baik berkarya di dunia pemerintahan melayani masyarakat. Semoga ke depan akan ada penyetaraan tunjangan PPPK dengan PNS, sehingga kesejahteraan pegawai semakin merata," ungkapnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, antara lain Kepala Kanreg II BKN Mohammad Ridwan, Kepala BKD Jatim Indah Wahyuni, dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.