Jakarta, Gatra.com - Sepak bola menjadi olahraga favorit masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), 57,8% masyarakat Indonesia menyukai sepak bola. Namun yang menjadi catatan, hanya sekitar 35,9% perempuan dari total penyuka sepak bola yang menyukai sepak bola.
"Memang cenderung banyak laki-laki. Perempuan sedikit sekali, sedikit perempuan yang menganggap sepak bola sebagai olahraga favoritnya," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Minggu (20/8).
Berdasarkan hasil survei, laki-laki penyuka sepak bola mencapai 79,9%. Sementara, bila melihat pilihan olahraga yang dilakukan, sebesar 49,8% laki-laki memilih bermain sepak bola dan hanya 3,4% perempuan yang memilih olahraga itu untuk dilakukan.
Jomplangnya penyuka dan pemilihan olahraga sepak bola sebagai olahraga yang ingin dimainkan antara laki-laki dan perempuan perlu menjadi sorotan. Hal ini disepakati Wakil Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha. Menurutnya, keterlibatan perempuan perlu didorong lebih banyak dalam sepak bola.
Ia menyoroti perlunya peluang yang terbuka bagi perempuan untuk terlibat dalam olahraga sepak bola. Adanya kesempatan ini bisa menjadi awal bagi perempuan untuk terjun ke sepak bola secara serius.
"Memang itu masalah sepak bola secara keseluruhan, internasional. FIFA juga terus mengkampanyekan keterlibatan perempuan dalam olahraga sepak bola," katanya.
Keterlibatan perempuan ini harus turut diikuti peningkatan kompetensi. Dengan begitu, kualitas maksimal bisa diperoleh dalam memanfaatkan kesempatan yang ada.
"Kompetensi pemain, pelatih, serta wasit sebagai aktor utama harus didorong. Sepak bola putri untuk memperbanyak dan meningkatkan kualitas aktor utama terus dilakukan PSSI," lanjutnya.
Upaya serius dilakukan dengan menggelar kursus kepelatihan di berbagai daerah. Ratu Tisha menyatakan bahwa terdapat kebijakan minimal kuota perwakilan perempuan dalam kepelatihan yang digelar. Nantinya, bila kompetensi dan kualitas perempuan terus meningkat, keterlibatan perempuan dalam hal lain di sepak bola turut akan berkembang.
"Keterlibatan ini tidak hanya diikuti pembukaan opportunity, tapi juga kompetensi. Baru kemudian kita bicara keterlibatan lebih luas dalam pemerintahan, pengambil keputusan," pungkasnya.