Lombok Barat, Gatra.com- Petani di Indonesia khususnya petani Lombok Barat bisa merayakan kesyukurannya atas HUT 78 RI dengan cara menggelar upacara bendara di halaman kantor Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan setempat, Kamis (17/8).
Yang unik dlam upacara bendera tersebut, seluruh petani menggunakan sarung sebagai simbul pakaian kerja kesehariannya sebagai petani dengan menggunakan topi caping terbuat dari anyaman bamboo dan daun kelapa.
Pada gelaran itu hadir ratusan petani yang turut ambil bagian dalam moment langka tersebut. Mengingat upacara 17-an ini baru pertama dilakukan oleh Pemkab Lombok Barat dengan menyertakan ratusan petani. Para petani mengungkapkan, cara mengisi kemerdekaan dengan caranya sendiri yakni bekerja keras sebagai petani dan bisa memaksimalkan produksi.
Upacara bendera tersebut bagi mereka, bertani dengan baik adalah cara utama mensyukuri kemerdekaan. Upacara dipimpin langsung Kepala Dinas Pertanian Lombok Barat H Lalu Winengan.
Saat mendatangi lokasi upacara, para petani dating sebelum dimulainya upacara bendera pukul 7.30 Wita. Para petani datang menggunakan pakaian seadanya khas petani seperti sarung dan topi bambu.
Para petani mengaku gembira disertakan dalam kegiatan formal seperti ini, walau dengan cara sederhana. H Fahri misalnya, bersama rekan petani lainnya baru pertama mengikuti upacara bendera.
Kadis Pertanian Peternakan dan Perkebunan Lombok Barat H Lalu Winengan mengajak petani mengisi kemerdekaan dengan cara bertani sebaik-baiknya. Winengan menyebut, Lombok Barat merupakan lumbung pangan nasional.
Produksi padi dan palawija dari daerah ini dikirim ke luar untuk membantu pemenuhan pangan nasional. Karena itu kepada para petani untuk sellau bekerja dengan baik, guna menghasilkan kebutuhan pangan daerah dan nasional.
Kadis Pertanakbun yang dikenal dengan masyarakat petani ini berharap pemerintah pusat lebih memperhatikan para petani yang merupakan pahlawan bangsa.
“Ada program subsidi pangan supaya harga hasil pertanian stabil. Karena selama ini, ketika petani akan mulai masa tanam harga pupuk melonjak tinggi, dan saat petani mau panen, harga anjlok, sehingga saya meminta kepada negara, subsidi pupuk dan subsidi pangan diberikan,” ujar mantan Kepala Dinas Perkim Lombok Barat ini.