Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai sosok calon presiden (capres) dengan elektabilitas tertinggi jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 20424. Hal itu tergambar dalam survei simulasi 34 nama semi terbuka, simulasi 10 nama, dan simulasi tiga nama.
Adapun, dalam ketiga jenis simulasi itu, Indikator Politik Indonesia mencatat ada tiga nama yang paling menonjol dibanding sosok lainnya. Ketiga nama itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan bekas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kalau kita lihat, dari 34 nama ini, itu tidak ada perubahan berarti. Tiga nama teratas, lagi-lagi antara Ganjar, Prabowo, dan Anies Baswedan. Dan lagi-lagi, perbedaan Ganjar dan Prabowo itu dalam margin of error. Jadi kita enggak bisa mengklaim ya, bahwa Ganjar lebih unggul," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam acara rilis survei, Jumat (18/8).
Dalam simulasi 34 nama semi terbuka itu, Ganjar Pranowo berhasil meraup 31,1 persen suara responden. Angka itu disusul oleh Prabowo di urutan kedua dengan 28,2 persen. Sementara itu, Anies menyusul di urutan ketiga daftar elektabilitas dengan 20,2 persen.
Angka ketiga kandidat itu tercatat jauh lebih tinggi secara signifikan dibanding puluhan nama lainnya. Dalam temuan Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang bahkan menempati urutan keempat rupanya hanya mampu memperoleh 3 persen suara responden.
Kecenderungan serupa juga tampak dalam survei simulasi 10 nama calon. Di mana, nama Ganjar tetap memuncaki peringkat elektabilitas, disusul oleh dua kompetitor terberatnya, yakni Prabowo dan Anies. Dalam simulasi itu, Ganjar berhasil meraup 32,4 persen elektabilitas, sementara Prabowo bertengger di urutan kedua dengan 29,9 persen suara, dan Anies di urutan ketiga dengan 20,6 persen.
Pola yang sama pun ditemukan dalam survei simulasi tiga nama capres. Dalam simulasi tersebut, Indikator Politik Indonesia hanya mengujikan tiga nama kandidat teratas capres. Hasilnya, Ganjar tetap berada di urutan pertama dengan 35,2 persen, disusul oleh Prabowo Subianto dengan selisih yang tidak signifikan sebesar 33,2 persen, dan Anies di urutan terakhir dengan 23,9 persen.
Burhanuddin pun mengatakan bahwa tren elektabilitas antara ketiga kandidat capres tercatat sangat fluktuatif dan dinamis. Hal itu menandakan bahwa sikap keterpilihan masyarakat akan suatu nama terus bergerak naik dan turun.
"Jadi, bayangin, Pak Prabowo itu sempat unggul di sepanjang 2020 hingga 2021, tetapi disalip oleh Ganjar Pranowo di bulan April 2022, sementara Mas Anies yang konsisten di peringkat ketiga, tiba-tiba menyalip Pak Prabowo yang waktu itu turun di peringkat kedua bahkan disalip Mas Anies di November 2022," jelasnya.
Burhanuddin pun mengatakan bahwa tren elektabilitas Anies sebenarnya sempat mengancam elektabilitas Ganjar pada akhir 2022. Namun demikian, elektabilitas Eks Menteri Pendidikan itu rupanya terus menurun pada paruh pertama 2023, dan baru berhasil membaik pada Juli.
Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan Indikator Politik Indonesia melalui wawancara tatap muka dengan 1811 responden, yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Adapun, margin of error dari penelitian itu adalah sekitar 2,4 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.